Sunday, 26 June 2016

MANAJEMEN KEUANGAN , MONEY MANAJEMEN

Selamat malam teman-teman , Halo apa kabar semua ?? , berjumpa kembali diblog saya dan terima kasih sudah berkunjung diblog saya , pada kesempatan yang indah ini saya ingin share tentang Manajemen keuangan ( MOney Manajemen ) , dan berdasarkan pengalaman saya Manajemen Keuangan ini sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari , apalagi bagi yang sudah berumah tangga dan berpenghasilan pas-pasan , tentu harus pintar dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran uang

Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan merupakan salah satu bagian utama dari ilmu manajemen. Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas entitas bisnis (organisasi) dalam kerangka penggunaan serta pengalokasian dana entitas bisnis (perusahaan) dengan efisien. pengertian ini mengalami berbagai perkembangan berawal dari pengertian yang hanya sekedar mengutamakan kegiatan mendapatkan / memperoleh dana saja hingga mencakup kegiatan mendapatkan, penggunaan dana hingga pengelolaan atas aset (aktiva).


George R Terry  menyebutkan ada empat aktivitas yang sering kali dikenal dengan POAC yang berakronim Planning - Organizing - Actuating - dan Controling.

Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen Keuangan:

James Van Horne, menyatakan:
semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan perolehan, pendanan serta pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang menyeluruh.
Suad Husnan, berpendapat bahwa:
Manajemen keuangan adalah manajemen terhahap semua fungsi keuangan
Bambang Riyanto, mendefinisikan :
Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang menguntunggkan serta uapay untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif
Liefman menyatakan:
Definisi manajemen keuangan adalah upaya penyediaan uang dan mempergunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva)
Seperti yang disebut diawal tadi, dengan melihat beberapa pengertian diatas, pengertian manajemen keuangan secara sederhana adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan, dimulai dari cara memperoleh dana dan mempergunakannya. penggunaannya harus tepat sasaran, efisien, dan efektif supaya tujuan keuangan perusahaan yang sudah ditetapkan dalam perencanaan bisa terwujud.

Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi saja. manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan tersendiri yang menjadi bagian dari pekerjaan orang-orang keuangan.

Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya:.

Consistency (Konsistensi)
dalam prinsip konsistensi ini, suatu sistam serta kebijakan keuangan perusahaan haruslah konsisten, tidak berubah dari periode ke periode, namun perlu diingat bahwa sistem keuangan bukan berarti tidak boleh dilakukan penyesuaian bila ada suatu perubahan yang signifikan didalam perusahaan. pendekatan keuangan yang tidak konsisten bisa menjadi tanda bahwa ada manipulasi pada pengelolaan keuangan perusahaan.
Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini adalah suatu kewajiban hukum ataupun moral, yang melekat kepada individu, kelompok ataupun perusahaan untuk memebri penjelasan bagaimana dana ataupun kewenangan yang telah diberikan kepada pihak ke-3 dipergunakan. pihak pihak harus bisa memberi penjelasan tentang penggunaan sumber daya dan apa saja yang sudah dicapai sebagai suatu bentuk pertanggung-jawaban kepada pihak pihak yang berkepentingan,  agar semua tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu dipergunakan.
Transparancy (Transparansi)
manajemen harusnya terbuka terhadap pekerjaannya, memberikan informasi tentang rencana dan segala aktivitas kepada yang berkepentingan, termasuk memberikan laporan keuangan yang wajar, lengkap, tepat waktu dan akurat yagn bisa diakses dengan mudah oleh yang berkepentingan, apabila tidak transparan, maka ini bisa mengindikasikan manajemen telah menyembunyikan sesuatu.
Viability (Kelangsungan Hidup)
Supaya kesehatan keuangan perusahaan terjaga, semua pengeluaran operasional ataupun ditingkat yang strategis harus disesuaikan dengan dana yang ada. kelangsungan hidup entitas merupakan ukuran suatu tingkat keamanan serta keberlanjutan keuangan perusahaan. manajemen keuangan harus menyusun rencana keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu perusahaan bisa menjalankan rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan.
 Integrity (Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni dalam menjalankan kegiatan operasional. selain itu catatan dan laporan keuangan harus terjaga intergritasnya dengan kelengkapan dan tingkat keakuratan suatu pencatatan keuangan
Stewardship (Pengelolaan
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan mumpuni dana yang sudah didapat dan memberikan jaminan bahwa dana yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan. dalam prakteknya, manajemen bisa melakukan bisa berhati hati dalam membuat perencanaan strategis, mengidentifikasikan resiko keuangan yang ada serta menyusun dan membuat sistem pengendalian keuangan yang sesuai.
Accounting Standards (Standar Akuntansi)
Sistem akuntansi keuangan yang dipakai harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar aturan akuntansi yang berlaku. agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua pihak pihak yang berkepentingan.

Konsep Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi manajemen keuangan merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain.

Seperti telah dibahas diatas, Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama
Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana, ntah itu berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal perusahaan
Penggunaan Dana, suatu aktivitas menggunakan atau menginvestasikan dana yang ada pada berbagai bentuk aset
Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (atkiva), dana harus dikelola secara efektif dan efisien.
Jadi, dengan aktivitas aktivitas diatas tersebut, dengan kata lain fungsi pengambilan keputusan manajemen keuangan adalah keputusan mengenai pendanaan, investasi dan manajemen aset (aktiva)

Tujuan Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan bertujuan memaksimalkan nilai dari perusahaan. manajemen harus bisa menekan perputaran uang yang bisa menghindarkan dari aktivitas yang tidak diinginknan. perlu diingat, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau menambah kesejahteraan para pemilik perusahaan. saham yang beredar adalah bukti kepemilikan, kesejahteraan para pemilik direfleksikan dari harga pasar perusahaan itu, harga perusahaan tersebut adalah buah dari keputusan manajemen mengenai keputusan untuk investasi, keputusan dalam pendanaan serta aktivitasnya dalam memanage aktiva, keputusan keputusan tersebut akan berdampak pada harga saham para pemilik perusahaan.

Fungsi Manajemen Keuangan

Investment Decision (Keputusan Investasi)
Investasi berarti penanaman modal pada aset riil ataupun aset finansial (surat berharga), keputusan investasi ini adalah suatu keputusan terhadap aset apa yang nantinya akan dikelola entitas/perusahaan. keputusan ini yang strategis ini akan berpegnaruh secara langsung terhadap besar kecilnya rentabilitas investasi serta aliran dana perusaan pada masa mendatang.

Financing Decision (Fungsi Pendanaan)
Keputusan mengenai pendanaan ialah dengan mempelajari berbagai sumber dana perusahaan, dalam laporan keuangan berada dalam sisi pasiva. keputusan ini harus memperhatikan sumber dana dengan biaya seminimal mungkin dan juga syarat yang bisa menguntungkan baik itu berasal dari internal perusahaan maupun sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).

Deviden Decision (Keputusan Deviden)
Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal hal seperti:
Besaran prosentase laba yang akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk kas
tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh manajemen
stock devidend, (dividen saham)
stock split (pemecahan saham)

Penarikan saham yang telah beredar

Sebagai tambahan berikut saya berikan hal hal sedikit mendetail yang dilakukan oleh manajemen keuangan:
Perencanaan atas Keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana pemasukan serta pengeluaraan dana dan juga aktivitas yang lain pada periode tertentu
Melakukan Penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak lanjut atas perencanaan keuangan dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan
Pengelolaan Keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen keuangan mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh
Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari sumber dana perusahaan yang akan digunakan kegiatan operasional perusahaan.

Penyimpanan Keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk mengamankan dana perusahaan yang telah dikumpulkan.
Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi dan memperbaiki suatu sistem keuangan yang ada dalam perusahaan yang dirasa belum mumpuni.

Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan perusahaan dilakukan oleh manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya penyimpangan yang merugikan terjadi.
Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan menyediakan informasi keuangan tentang kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi nantinya.

Fungsi Manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan beberapa hal diatas:
Pengawasan terhadap biaya
Penetapan atas kebijakan harga
Peramalan laba dimasa mendatang
pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja

Demikian sedikit  artikel tentang dasar mengenai Manajemen Keuangan ( Money Manajemen ) , sampai berjumpa lagi .

Friday, 24 June 2016

KEPEMIMPINAN USAHA DIBIDANG RETAIL

         Selamat pagi semua dan selamat datang berkunjung diblog saya , pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin berbagi tentang KEPEMIMPINAN , lebih tepatnya KEPEMIMPINAN USAHA DIBIDANG RETAIL , apa itu Pemimpin ? Pemimpin yang bagaimana sih yang membuat sukses dalam usaha ? mari kita simak dibawah ini .

Yang pertama , apa itu sih Pemimpin ? bisa dikatakan pemimpin itu adalah orang yang menjadi pimpinan bertugas dan bertanggung jawab atas segala sesuatu pada lingkup perusahaan atau usaha dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan Standart Operational Prosedure .

Pemimpin itu beda dengan Boss , jika Pimpinan itu turut serta berkecimpung dalam Operational lingkup usaha, maju pada garis depan medan pertempuran mengawal bawahannya sampai akhir , bekerja keras untuk memenuhi target dan menjadi contoh bagi anak buahnya sedangkan boss adalah Pemilik usaha dan hanya terima beres saja ( bisa dibilang malas haha ) , cuma kasih target tiap bulan harus tembus dan gak mau tau apa yang harus dilakukan agar target tembus yang penting terima beres saja , saya sarankan anda menjadi Pemimpin Sekaligus Boss yang baik ya agar banyak dicontoh oleh karyawannya . hehe :-)

     Pada suatu Usaha yang sukses itu terdapat jiwa Pemimpin yang menggerakkan sistem kerja tanpa mengenal Menyerah , Mental Baja , Adil , Berkepribadian Baik , Tidak Sombong , tidak mudah Marah ( mampu mengontrol Emosi) , Pemimpin yang berjiwa Pelatih , melatih setiap bawahannya sampai mampu bekerja dengan baik dan benar , mengayomi dan memberikan suasana kerja yang harmonis didalam lingkup usaha , jika bawahan sudah merasakan kenyamanan dalam suatu lingkup kerja tentu mereka bekerja dengan ihklas melakukan segala sesuatunya dengan senang hati bahkan mereka akan sangat menghormati anda sebagai pemimpin , Kepandaian dan Kecerdasan itu nomer sekian dari nilai seorang pemimpin karena meskipun anda mempunyai kepandaian dan kecerdasan tingkat Dewa sekalipun anda tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa adanya team yang kuat dibelakang anda , Rencana yang bagus , ide-ide cerdas tidak akan ada gunanya apabila bawahan anda sudah tidak mau bahkan tidak mampu untuk melakukan apa yang anda inginkan , hasilnya tidak akan maksimal bahkan bisa gagal , maka dari itu sebagai Pimpinan jadilah Pemimpin yang baik seperti yang saya sebutkan diatas agar bawahan anda bekerja dengan ihklas dan senang hati , lingkungannya harmonis sehingga bawahan anda mudah untuk digerakkan menuju kesuksesan. 

Demikian yang dapat saya sampaikan hari ini semoga bermanfaat , apabila ada salah-salah kata atau ada yang tidak berkenan dihati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya , terima kasih sudah berkunjung diblog saya sampai jumpa lagi ;-)



  

Thursday, 23 June 2016

PDRB : PENDEKATAN PENGELUARAN, PENGGUNAAN, ATAU BELANJA

Halo halo Selamat datang kembali teman-teman semua , berjumpa kembali di www.alasansajaini.ga , pagi ini saya akan berbagi lagi tentang ilmu yang mungkin bermanfaat buat teman-teman semua yaitu PDRB : PENDEKATAN PENGELUARAN, PENGGUNAAN, ATAU BELANJA , memang sangat penting untuk kita mengetahui tentang PDRB , untuk itu langsung saja kita simak berikut ini : 

Pada pendekatan in akan diuraikan ruang lingkup dan definisi komponen-komponen PDRB menurut pendekatan penggunaan, metode estimasinya baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 1993, serta sumber datanya. PDRB menurut penggunaan terdiri dari komponen-komponen anatara lain pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta tidak mencari untung (nirlaba), konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok, ekspor dan impor barang dan jasa.

a) Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup seluruh pengeluaran barang dan jasa dikurangi penjualan netto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun. Sumber data utama perkiraan nilai konsumsi rumah tangga, adalah hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi D.I. Yogyakarta khususnya untuk Kabupaten Sleman, hasil pengolahan Badan Pusat Statistik untuk besarnya konsumsi. Sedang untuk harga barang setiap jenis bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil SUSENAS, diperoleh rata-rata konsumsi per kapita per minggu untuk bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi per kapita per bulan untuk non makanan. Untuk memperoleh nilai konsumsi bahan makanan per bulan dilakukan dengan cara konsumsi per kapita per minggu dikalikan tiga puluh dibagi tujuh.Nilai konsumsi bahan makanan dan bukan bahan makanan setahun diperoleh dengan cara nilai konsumsi per kapita per bulan dikali dua belas dikalikan pula dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (hasil proyeksi). Perkiraan nilai konsumsi rumah tangga untuk tahun yang tidak tersedia data SUSENAS dengan menggunakan koefisien elastisitas permintaan terhadap pendapatan (elasticity demand of income) untuk kelompok konsumsi makanan dan untuk kelompok konsumsi non makanan. Untuk kelompok makanan nilai konsumsi atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan nilai konsumsi dalam satuan kuantum dengan harga konsumen atau harga eceran. Sedang nilai konsumsi atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode revaluasi, artinya konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan dengan harga tahun dasar PDRB. Nilai konsumsi rumah tangga untuk bukan makanan atas dasar harga konstan 1996–1998 diperoleh dengan cara deflasi, yaitu membagi konsumsi harga berlaku dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya konsumsi makanan/minuman yang dikonsumsi di luar rumah.


b) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Yang Tidak Mencari Untung (Nirlaba) Lembaga swasta yang tidak mencari untung adalah lembaga swasta yang dalam operasinya tidak bertujuan mencari keuntungan. Lembaga swasta yang tidak mencari untung terdiri dari lembaga/badan swasta yang memberikan pelayanan atas jasa kepada masyarakat seperti: organisasi serikat buruh, persatuan para ahli/persatuan profesi, organisai politik, badan-badan keagamaan, lembaga penelitian, dan organisasi-organisasi kesejahteraan masyarakat yang tujuan dari kegiataan tersebut tidak mencari untung. Perkiraan besarnya nilai konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung diperoleh dari hasil penghitungan survei khusus lembaga non profit rumah tangga yang dikategorikan sebagai lembaga swasta yang tidak mencari untung seperti kegiatan panti asuhan dan tempat ibadah. Sedangkan untuk kegiatan lainnya seperti dokter praktek, bidan/dukun bayi dan tukang gigi tidak dimasukkan. Berdasarkan hasil penghitungan Nilai Produk Domestik Bruto menurut lapangan usaha, diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 1993.


c) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Dan Pertahanan Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan barang modal dan belanja barang (termasuk belanja perjalanan dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain yang bersifat rutin) dikurangi penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Pengeluaran konsumsi pemerintah pusat dan daerah. Data mengenai belanja pegawai, belanja barang dan belanja rutin lainnya serta perkiraan belanja pembangunan yang merupakan belanja rutin diperoleh dari realisasi pengeluaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengeluaran Pemerintah Pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan Negara sedangkan untuk pengeluaran Pemerintah Daerah dalam hal ini Daerah Otonom Propinsi, Kota dan Kabupaten, dan Desa diperoleh dari daftar K. Kalau diteliti dari pengeluaran Pemerintah, terdiri dari dua kelompok, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi dan pengeluaran lainnya. Berdasarkan kelompok pengeluaran rutin yang dihitung sebagai pengeluaran konsumsi Pemerintah adalah belanja pegawai, belanja barang dan pengeluaran rutin laiannya. Sedang yang lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran disini merupakan transfer. Berdasarkan kelompok pengeluaran pembangunan yang tujuan utamanya untuk peningkatan fisik di segala bidang merupakan investasi Pemerintah. Tetapi pembiayaan yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk riset dan pengeluaran pengembangan ilmu pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi pemerintah. Pengeluaran disini biasanya disusun menurut tahun kalender, yaitu mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama.


d) Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap domestik bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri ataupun barang bekas dari luar negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam hal ini termasuk luar wilayah. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. Pembentukan modal tetap domestik bruto dapat dibedakan menjadi: a. Pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi b. Pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan baik yang berasal dari impor maupun produksi dalam negeri. Ditinjau dari sudut pemilikan, pembentukan modal tetap bruto dapat dihitung berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh masing-masing lapangan usaha (sektor). Sedangkan kalau ditinjau dari jenis barang modal itu sendiri, maka pembentukan modal dapat dihitung berdasarkan arus barang. Pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga yang berlaku, diperoleh dengan cara menghitung nilai barang-barang modal yang masuk ke region dan barang modal yang masuk antar region atau antar pulau, ditambah dengan prosentase tertentu terhadap nilai produksi bruto sektor konstruksi/bangunan. Perkiraan pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga konstan tahun 1993, diperoleh dengan cara mendeflasi nilai pembentukan modal tetap bruto (nilai barang impor) atas dasar harga yang berlaku dangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang impor, dan dengan IHPB barangbarang industri untuk barang modal antar pulau.


e) Perubahan Stok Perubahan stok pada suatu tahun diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir tahun dikurang dengan seluruh nilai stok pada awal tahun yang bersangkutan (pada awal tahun yang bersangkutan). Dalam menghitung perubahan stok dapat dilakukan dengan dua metode yakni: 

 1. Metode Langsung Nilai stok diperoleh dari setiap kegiatan dan jenis barang yang dikumpulkan melalui sensus dan survei. Berdasarkan laporan neraca keuangan perusahaan dari hasil survei tahunan diperoleh nilai stok pada awal tahun dan akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan rata-rata harga pasar pada periode tahun perhitungan tersebut. 

 2. Metode Tidak Langsung (Metode Arus Barang) Dilaukan dengan cara menghitung stok awal dan stok akhir dari tiap jenis barang. Data seperti ini mungkin tersedia hanya untuk beberapa jenis barang. Oleh karena itu maka komponen perubahan stok diestimasi berdasarkan residual dari PDRB yang dihitung secara sektoral dikurangi dengan komponen-komponen yang sudah dihitung dengan data yang tersedia.

Perubahan stok penghitungannya ditaksirkan sebagai residual karena tidak tersedianya data yang diperlukan untuk membuat perkiraan perubahan stok. Dengan demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB dikurangi konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor netto (ekspor-impor) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.


f) Ekspor dan Impor Ekspor dan impor meliputi transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu region dengan region lain atau dengan luar negeri. Kegiatan ekspor impor dirinci sebagai berikut: 
a. Ekspor dan impor dengan negara lain

b. Ekspor dan impor antar region/propinsi /wilayah kabupaten Data yang tersedia mengenai ekspor dan impor di tingkat region masih sangat terbatas. Ekspor dan impor ditingkat region ini meliputi: transaksi yang dilakukan langsung dengan luar negeri dan antar pulau atau antar provinsi/kabupaten. Dari nilai ekspor dan impor luar negeri maupun antar pulau masing-masing tahun diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar harga berlaku. Untuk memperoleh nilai ekspor atas dasar harga konstan 1993 dengan cara: nilai ekspor harga berlaku dideflate dengan indeks harga perdagangan basar umum ekspor tanpa minyak, dan nilai impor dideflate dengan indeks harga perdagangan besar umum kelompok barang-barang impor. Nilai barang yang keluar antar pulau atau antar region atas dasar harga konstan 1993 diperoleh dengan cara mendeflate masing-masing dengan IHPB umum. Data mengenai ekspor dan impor luar negeri diperoleh dari Dinas Perdagangan Kabupaten. Sedang untuk barang yang keluar dan masuk antar daerah/region diperoleh dengan cara menghitung selisih produksi domestik dengan konsumsi domestik. Konsumsi domestik sendiri terdiri dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi rumah tangga industri.

Demikian yang dapat saya share kali ini teman-teman , semoga bermanfaat jangan lupa bahagia salam sukses selalu , terima kasih sampai jumpa lagi ;-) yuhuuuuuuuu !!!



Wednesday, 22 June 2016

FUNGSI PENGISIAN JABATAN

    Selamat malam teman-teman semua ,wah sudah lama sepertinya tidak berjumpa, kali ini saya akan share lagi ne yaitu tentang FUNGSI PENGISIAN JABATAN , pengisian jabatan ini cukup penting agar pembagian tugas lebih mudah :

A.    Pengertian
Fungsi pengisian jabatan atau fungsi staffing adalah kegiatan untuk memperoleh pegawai yang efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan yang kosong di organisasi perusahaan. Fungsi pengisian jabatan ini bertujuan untuk menarik, menempatkan pegawai-pegawai menurut jumlah, jenis, keahlian dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, agar pegawai dapat bekerja efektif sehingga sasaran perusahaan tercapai.
Asas pengisian jabatan adalah penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang tepat atau “the right man on the pace and the right man behind the right gun”

Pokok-pokok masalah yang akan di uji pada fungsi inni, adalah:
a. Penempatan pegawai
b. Pengembangan pegawai
c. Pemindahaan pegawai
d. Penilaian pegawai
e. Pemberhentian pegawai
f. Pensiunann pegawai

B.     Pengadaan Pegawai /Recruiting
Agar para pegawai dapat bekerja secara efektif, maka terlebih dahulu harus melakukan analisa jabatan-uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job specification). Karena melalui cara ini, dapat di tarik orang-orang yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan perusahaan. Dengan analisa jabatan-jabatan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan ini dapatlah ditentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan serta kualifikasi persyaratannya.
Analisa jabatan adalah menganalisa kegiatan-kegiatan/pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dilakukan pada satu jabatan, mengapa pekerjaan itu harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dari hasil analisa jabatan ini, disusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
Uraian pekerjaan/job specification) adalah uraian persyaratan minimum pegawai yang dapat memangku suatu jabatan tertentu, agar ia dapat bekerja secara efektif.
Bagaimana caranya melakukan fungsi pengisian jabatan agar diperoleh pegawai yang efektif? Untuk ini dilakukan proses pengisian jabatan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
1.    Recruiting/merekrut
2.    appraisal/menilai
3.    selection/seleksi
4.    promotion/promosi
5.    retirement/pengundduran diri

Pengadaan pegawai/recruiting
1)      Recruiting atau merekrut adalah mencari dan memperoleh pelamar-pelamar pekerjaan untuk mengisi lowongan yang ada pada perusahaan. Dalam merekrut perlu dilakukan hal-hal berikut:
a         Menentukan jumlah karyawan yang akan diterima dan persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan oleh perusahaan untuk pengisian lowongan pekerjaan
b        Menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon pegawai/pelamar yang diperlukan perusahaan, misalnya jenis kelamin, daftar riwayat hidup, pendidikan, umur dan kesediaan untuk ditempatkan dimana saja.
c         Menginformasikan kepada masyarakat/pasar tenaga kerja dengan memberitahukan melalui media massa (surat kabar, TV, dan lain-lain) tentang lowongan kerja dan syarat-syarat yang butuhkan untuk mengisi lowongan itu.
d        Menentukan batas waktu penerimaan lamaran serta alamat penerimaan lamaran/
e         Setelah perusahaan memperoleh pelamar-pelamar melalui surat lamaran, lamaran-lamaran itu di administrasikan seperlunya.

2)      Appraisal atau menilai, mengevaluasi adalah menilai surat-surat lamaran dengan cara membandingkan antara hal-hal yang dimiliki pelamar dengan persyaratan yang telah ditentukan perusahaan. Pelamar yang memenuhi persyaratan dipanggil untuk mengikuti seleksi, sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat mengikuti seleksi
3)      Selection atau selekssi yaitu memilih dari antara para pelamar dari hasil penilaian. Seleksi ini bermacam-macam atau bertingkat tingkat yaitu seleksi tertulis, wawancara, tes psikologi, kesehatan, dan sebagainya. Pelamar yang lulus seleksi di terima menjadi pegawai resmi, calon pegawai itu harus melalui masa percobaan atau harus mengikuti pendidikan dan training atau latihan
4)      Promotion atau promosi berarti calon pegawai yang telah lulus dari masa percobaan, pendidikan atau latihan diangkat secara resmi melalui surat keputusan jabatan yang harus dilakukan. Pangkat yang diperoleh, gaji dan jaminan-jaminan sosial lainnya yang akan diterimanya ditetapkan.
5)      Retirement atau pengunduran diri adalah pemutusan hubungan kerja dengan pegawai setelah ia bekerja untuk jangka waktu tertentu dan perusahaan pengunduran diri disebabkan hal seperti permintaan pegawai di pecat perusahaan, kontrak selesai, pensiun, meninggal dunia. Pengunduran diri karena pensiun harus diurus pensiunannya, sedangkan dipecat harus diurus pesangonnya

C.     Sumber Pegawai
Sebelum dilakukan penarikan pegawai harus terlebih dahulu ditetapkan sumber pegawai yang akan mengisi lowongan kerja yang ada. Sumber pegawai dapat dari perusahaan itu sendiri (internal) dan dari luar perusahaan (eksternal).
Internal: pegawai yang akan mengisi lowongan jabatan itu, di tarik dari pegawai yang telah ada dalam perusahaan. Mengisi jabatan pimpinan yang lowong lewat promosi ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:
Å“ Meningkatkan modal
Å“ Kegairahan kerja
Å“ Prestasi kerja
Eksternal: untuk mengisi lowongan jabatan, ditarik orang-orang dari luar perusahaan.   Sumber eksternal itu adalah:
Å“ Lembaga-lembaga pendidikan
Å“ Kantor penempatan tenaga kerja
Å“ Pasar tenaga kerja
Å“ Referensi dari karyawan yang ada
Å“ Referensi dari kawan manajer.

D.    Pengembangan Pegawai (Developing)
Pengembangan pegawai dimaksudkan untuk meningkatkan kelihaian dan keterampilan pegawai, melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, moral pegawai, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan teknis pelaksanaan pekerjaan para pegawai.
Tujuan pengembangan pegawai adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pegawai. Tanggung jawab pengembangan khususnya pada manajer personalia.

E.     Pemeliharaan Pegawai
Pemeliharaan pegawai perlu mendapat perhatian yang serius dari pimpinan perusahaan, supaya perputaran (turn over) tingkat absensi karyawan dapat minimal. Perpuraran (turn over) adalah arus pegawai yang masuk dan keluar perusahaan. Perputaran ini merupakan petunjuk kestabilan pegawai, semakin tinggi perputaran berarti semakin sering  terjadi pergantian pegawai.
Dasar promosi adalah:
1)      Senioritas yaitu promosi yang dilakukan pada lamanya pengalaman kerja seseorang. Orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi. Kelemahan pertimbangan pengalaman sebagai dasar promosi adalah seseorang yang kemampuannya sangat terbatas, tetapi karena sudah lama bekerja dipromosikan.
2)      Penilaian kecakapan (ability) yaitu seseorang dipromosikan berdasarkan penilaian kecakapan, karena orang yang cakap. Ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.
3)      Kombinasi senioritas dan kecakapan : setelah melihat kelemahan 1 dan 2 diatas, maka orang lebih condong mendasarkan promosi atas kombinasi antara senioritas secara terpadu.

F.     Pemindahan Pegawai
Pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain bertujuan untuk memajukan pegawai tersebut. Pemindahan pegawai ini dapat terjadi baik karena keinginan pegawai ataupun karena keinginan atasan. Keinginan pegawai untuk dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lainnya terutama karena pegawai merasa tidak dapat bekerja sama dengan teman-temannya atau karena lingkungan tempat ia bekerja kurang sesuai dengan keadaan fisiknya atau keinginannya.
Keinginan atasan bahwa pegawai dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lainnya dimaksudkan untuk menjamin kepercayaan pegawai bahwa tidak akan diberhentikan, karena kurang cakap dalam jabatan yang lama. Perlu diingat bahwa tidak setiap pemindahan pegawai dimaksudkan untuk memajukan pegawai. Misalnya replacement transfer., temporary transfer. Replacement transfer yaitu pemindahan pegawai yang sudah lama masa dinasnya ke departemen yang lain dalam jabatan yang sama pula. Temporary transfer yaitu pemindahan sementara pegawai untuk memangku jabatan orang lain karena orang lain itu tidak hadir.

G.    Penilaian Pegawai
Penilaian ini harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Penilaian kecakapan adalah penilaian secara sistematis terhadap seorang pegawai oleh atasannya atau oleh beberapa orang yang cakap, yang benar-benar menguasai tugas pegawai yang akan dinilai. Hal-hal yang dinilai bagi manajer adalah:
1)      Knowledge (pengetahuan umum)
2)      Cooperation (kerja sama)
3)      Dependability (dapat dipercaya)
4)      Quality (kualitas hasil pekerjaan)
5)      Judgment (pemecahan masalah)
6)      Initiatives (inisiatif)
7)      Quantity of work (kualitas hasil pekerjaan0
8)      Leadership (kepemimpinan)
9)      Planning and organizing (perencanaan dan perorganisasian)
10)  Health (kesehatan)

H.    Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian berarti pemutusan hubungan kerja dengan pegawai. Pemberhentian pegawai ada yang disebabkan permintaan sendiri, tetapi ada pula yang diberhentikan.

I.       Pensiunan Pegawai
Aturan pemensiunan pegawai dapat dipelajari dalam undang-undang bahwa yang dapat dipensiunkan yaitu tidak bekerja karena sakit, yang di retooling.

Demikian yang dapat saya share kali ini semoga bermanfaat ya teman-teman semua , terima kasih sudah berkunjung sampai jumpa lagi ;-)

Monday, 20 June 2016

KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWANs

Selamat malam teman-teman dan saudara saudara sekalian semuanya saja , sudah lama ini rasanya tidak posting sesuatu , dimalam yang cerah ini saya akan memunculkan atau mempublikasikan lagi sesuatu yang mungkin bermanfaat buat teman-teman semua , kali ini tentang Karakteristik Wirausahawan , langsung saja kita simak penjelasan dibawah berikut ini oke :

Seorang wirausaha yang sukses harus mempunyai karakteristik yang baik dan menarik , Karakteristik seorang wirausaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Jadi karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Karakteristik seorang wirausaha yang baik, akan membawa kea rah kebenaran,
keselamatan serta menaikan derajat dan martabatnya. Karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Berwatak luhur
2. Bekerja keras dan disiplin
3. Mandiri dan realistis
4. Prestatif dan komitmen tinggi
5. Berfikir positif dan bertanggungjawab
6. Dapat mengendalikan emosi
7. Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu
8. Belajar dari pengalaman
9. Memperhitungkn resiko
10. Merasaan kebutuhan orang lain
11. Bekerjasama dengan orang lain
12. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain
13. Memberi semangat kepada orang lain
14. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan
15. Merencanakan sesutau sebelum bertindak.

Keberhasilan dalam bidang bisnis selalu berhubungan dengan hal – hal sebagai berikut :
a. Sikap dan perilaku disiplin, merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang didalam berwirausaha.
b.   Komitmen tinggi, artinya seorang wirausaha itu setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahannya atau bisnisnya.
c.   Jujur, artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya.
d.   Kreatif, adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
e. Inovatif, yaitu merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ide – ide yang dapat dijual.
f.    Mandiri dan realistis, artinya bahwa keberhasilan seorang wirausaha datangnya dari diri sendiri dan ide yang realistis dan bukan dari orang lain.

SIFAT – SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH WIRAUSAHA

1. Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rokhaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah halal.
3. Pengambilan Resiko
Wirausaha penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan.
4. Kepemimpinan
Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsive.
5. Keorisinilan
Yang dimaksud orisinal di sini ialah I tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen – komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
6. Berorientasi ke masa depan
Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah – langkah yang kan dilaksanakan.
7. Kreativitas
Menurut Conny Setiawan (1984:8), kreativitas diartikan sebaga kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian – bagian produk saja.
Contoh: Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi dsb. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru atau melihat hubungan – hubungan baru antara unsure, data, variable; yang sudah ada sebelumnya.

8. Konsep 10 D dari Bygrave
· Dream
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian tsb.
· Decisiveness
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan factor kunci (key factor) dalam kesuksesan bisnisnya.
· Doers
Seorang wirausaha tidak mau menunda – nunda kesempatan yang dapat di manfaatkan
· Determination
Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi
· Dedication
Dedikasi seorang wirausahawan sangat tinggi, semua perhatian dan kegiatannya
dipusatkan semata – mata untuk kegiatan bisnisnya.
· Devotion
Devotion berarti kegemaran atau kegila – gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya, karena seorang wirausahawan akan mencintai pekerjaan bisnisnya.
· Details
Seorang wirausahawan akan selalu memperhatikan factor – factor kritis. Dia tidak akan mengabaikan factor – factor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
· Destiny
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yng hendak
dicapainya.
· Dollars
Wirausahawan tidak sangat mengutamakan kekayaan, motivasinya bukan memperoleh uang, akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.
· Distribute
Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang – orang kepercayannya, yaitu orang – orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis

9. Beberapa Kelemahan Wirausaha Indonesia
   Kelemahan tsb adalah:
· Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
· Sifat mentalitet yang suka menerabas
· Sifat tak percaya kepada diri sendiri
· Sifat tak berdisiplin murni
· Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh

Masyarakat kita begitu cepat ingin menikmati waktu santai walaupun penghasilannya belum begitu tinggi.

10. Pemanfaatan Waktu
Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk santai. Tapi seyogyanyalah kita menggunakan waktu lebih banyak untuk kegiatan produktif. Bagi wirausahawan hari libur tidak banyak, bahkan mereka menganggap hari libur sebagai peluang bisnis, mereka tidak libur, tapi melayani kebutuhan masyarakat yang sedang berlibur. Seorang wirausahawan sejati adalah seorang yang dapat bekerja dalam satu tim, bias mempercayai orang lain, tidak bekerja sendiri, one-man show.
Bagi wirausahawan, tentu pembicaraan lebih focus pada bisnis, mana ancaman, yang harus dihindarkan, dan mana peluang yang dapat dimanfaatkan, bertukar pikiran dengan relasi adalah bahan pembicaraan utama para pelaku bisnis.

Nah demikian tadi yang dapat saya sampaikan pada pagi ini , mudah-mudahan bermanfaat buat teman-teman semua , sampai jumpa lagi terima kasih ;-)

Sunday, 12 June 2016

KOORDINASI DALAM MANAJEMENT

    Selamat Malam teman-teman saudara-saudara semua pembaca diseluruh Dunia , pada kesempatan pagi ini saya kan share lagi ya mungkin ini bermanfaat dan semoga bermanfaat buat anda ,, yang sya share kali  ini tentang Koordinasi Dalam Manajemen , apa itu sih kordinasi ? bagaimana sih kordinasi itu ? langsung saja samuanya anda simak berikut ini :

1.      Pengertian
Koordinasi adalah usaha mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, kekosongan pekerjaan, agar tujuan dapat tercapai

Koordinasi adalah tindakan seseorang manajer untuk mengusahakan terjadinya keselarasan antara tugas/pekerjaan  yang dilakukan oleh seseorang/bagian yang satu dengan orang/bagian yang lain, agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pekerjaan.

Menurut Dr. Awaluddin Djamin, MPA : Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi.

2.      Koordinasi sangat penting oleh karena :
a.       Koordinasi memungkinkan suatu penyelesaian pekerjaan secara menyeluruh
b.      Masing-masing bagian dalam organisasi yang membentuk keseluruhan menjadi sangat penting dibawah koordinasi
c.       Koordinasi mementingkan unsur manusia
d.      Koordinasi dapat mengikat menjadi satu kesatuan integral dari beberapa macam tingkatan unit organisasi.

3.      Koordinasi dapat dibedakan atas :
a.       Koordinasi Vertikal
b.      Koordinasi Horizontal

Koordinasi Vertikal adalah tindakan penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan, unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

Koordinasi Horizontal ; yaitu koordinasi yang dilakukan pada organisasi yang setingkat, atau mempunyai level yang sama.
Koordinasi Horizontal terbagi dua :
-          Interdiciplinary ; Koordinasi yang dilakukan pada unit-unit yang mempunyai tugas dan fungsi yang sama.
-          Inter-related ; Koordinasi yang dilakukan antar instansi (badan) yang mempunyai fungsi yang berbeda, tapi mempunyai ketergantungan antar satu dengan lainnya.

4.      Syarat-Syarat Koordinasi :
a.       Sense of Cooperation (perasaan untuk bekerjasama). Setiap bagian harus dapat bekerjasama (bukan kerjasama antar person)
b.      Rivalry; Dalam perusahaan besar sering diadakan persaingan antar bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan dan tujuan.
c.       Team Sirit; artinya setiap orang/bagian d
alam organisasi harus saling harga menghargai.
d.      Esprit de Corps; artinya setiap bagian harus meningkat semangat kerjanya.

5.      Sifat Koordinasi :
a.       Koordinasi bersifat dinamis, bukan statis.
b.      Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang manajemen dalam kerangka mencapai tujuan
c.       Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

6.      Cara Mengadakan Koordinasi :
a.       Mengadakan pertemuan resmi secara rutin dan berkala
b.      Membuat buku pedoman mengenai tata kerja pelaksanaan tugas masing-masing.
c.       Pinpinan mengadakan pertemuan informal dengan bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.
d.      Mendorong anggota untuk bertukan pikiran, mengemukakan ide-ide.
e.       Mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam tingka perumusan, penciptaan sasaran.

7.      Hambatan Dalam Melakukan Koordinasi :
1.      Karena setiap bagian mementingkan bagiannya masing-masing
2.      Karena adanya departementasi.

Akibat Kurangnya Koordinasi :
1.      Pejabat/karyawan akan saling bertengkar mengenai haknya, tetapi saling melempar tanggung jawab.
2.      Adanya keputusan yang dibuat kurang sempurna, karena kurangnya bahan yang terhimpun dari berbagai unit.

8.      Cara Mengatasi Kurangnya Koordinasi :
1.      Pembagian kerja yang jelas dan semua pekerjaan harus terbagi habis.
2.      Pupuklan semangat kerjasama dalam arti yang baik.
3.      Siapkan fasilitas komunikasi yang memadai
4.      Ciptakan langkah-langkah koordinasi secara kontinue.

9.      Syarat-syarat koordinasi :
Setiap bagian harus dapat bekerjasama
setiap bagian harus berlomba-lomba untuk mencapai tujuan, meningkatkan semangat kerjanya.
setiap orang/ bagian harus saling harga menghargai.

PENDELEGASIAN WEWENANG
 (Delegation of Authority)

1. Pengertian
Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh seseorang pimpinan kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.

Pendelegasian wewenang adalah kegiatan seseorang manajer untuk menugaskan bawahannya agar mengerjakan sebagian tugas-tugas manajer tersebut, dan pada wak[1]tu yang bersamaan memberikan kekuasaan kepada bawahan, sehingga bawahan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik atau dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya.

Pendelegasian wewenang  merupakan proses pembagian kerja, pengelompokkan tugas-tugas seorang manajer sedemikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat didelegasikan.

Pendelegasian wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat diketahui adanya tiga unsur dalam pendelegasian wewenang, yaitu :
1   Responsibility ( tugas )
2   Authority (kekuasaan atau wewenang)
3   Accountability (pertanggungjawaban)
Ketiga unsur ini tidak dapat dipisahkan dalam hal pendelegasian wewenang, artinya apabila salah satu unsur tidak ada, maka pendelegasian wewenang tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

2. Asas-asas  Pendelegasian Wewenang
a  Asas delegasi atas hasil yang diharapkan
b  Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas
c  Asas rantai berkala
d  Asas tingkat wewenang
e  Asas kesatuan komando
f  Asas kemutlakan tanggung jawab
g  Asas keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
h  Asas pembagian kerja
i  Asas efisiensi

3.  Delegasi  wewenang perlu dilakukan dalam suatu organisasi/perusahaan oleh karena : (beberapa alasan mengapa pendelegasian wewenang dilakukan)
a  Semakin luasnya perusahaan/pekerjaan dan tidak mungkin lagi dapat dilakukan sendiri oleh manajer.
b  Delegasi merupakan langkah penting untuk mengembangkan bawahan
c  Apabila manajer berhalangan, maka tugasnya dapat didelegasikan kepada orang lain.
d  Delegasi wewenang merupakan kunci organisasi.

Di lain pihak ada juga manager yang tidak mau melakukan delegasi wewenang. Hal ini mempunyia beberapa alasan, yaitu :
1  Delegasi wewenang dapat mengungkapkan kelemahan managerial, prosedur, metode yang kurang tepat.
2  Manajer ingin berkuasa
3  Manajer tidak mau menanggung resiko/kesalahan yang dilakukan oleh bawahan, karena bawahan dapat saja mengambil keputusan yang salah.
4  Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif, sehingga posisinya sendiri terancam.
5  Manajer tidak/kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahan.
6  Adanya kecenderungan pada manusia untuk ingin melaksanakan hal-hal tertentu secara pribadi.

Hambatan-hambatan dalam prosen pendelegasian, tidak semuanya berasal dari pihk manajer, tetapi juga dapat bersumber dari bawahan. Di pihak bawahan juga mempunyai beberapa alasan, sehingga mereka tidak mau menerima delegasi, yaitu :
1  Dengan delegasi, berarti bawahan menerima tambahan pekerjaan/tanggung jawab.
2  Ada perasaan dari bawahan tersebut bahwa mereka akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan menerima kritik.
3  Bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahkan wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.

4. Syarat-Syarat Delegasi Wewenang
a   Unsur delegasi  (tugas, wewenang dan tanggung jawab)
b   Manajer harus mendeleger kepada orang yang tepat
c   Manajer harus memberi peraturan dan prosedur yang cukup untuk pelaksanaan tugas.
d   Manajer harus memberikan insentif (perangsang) kepada bawahan, baik materil maupum non materil.

Disamping syarat-syarat tersebut diatas, pendelegasian wewenang akan dilakukan oleh seorang manajer bilaman Manajer tersebut mempunyai sikap pribadi sebagai berikut :
a  Harus dapat menerima pendapat orang lain
b  Harus bersedia melepaskan sebahagian wewenagnya kepada bawahan
c  Harus mempercayai orang lain/bawahan
d  Harus dapat melaksanakan pengawasan secara intensif, ketat dan luas.


SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI

Sentralisasi dan desentralisasi dalam manajemen adalah sangat erat kaitannya dengan pendelegasian wewenang, Namun perlu diketahui bahwa Sentralisasi dan Desentralisasi dalam manajemen tidak dapat dilakukan secara mutla.

Sentralisasi adalah sebahagian besar wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang oleh top manajemen, hanya sebahagian kecil saja yang disebar luaskan kepasa seluruh struktur organisasi, sedangkan

Desentralisasi adalah sebahagian besar  wewenang telah disebarluaskan kepada seluruh struktur organisasi (kepada unit-unit yang ada) untuk dilaksanakan, dan hanya sebahagian kecil wewenang yang masih dipegang oleh manajer.

Tugas-tugas yang dapat didelegasikan, dapat ditinjau dari :
1.      Dari sudut proses (fungsi manajemen) :
a  Perencanaan dan pelaksanaan, sebahagian besar dapat didelegasikan kepada orang lain.
b  Pengawasan, sebahagian kecil saja yang dapat didelegasikan.
2.      Dari sudut bidang-bidang :
a  Bidang  Personalia dan Keuangan, sebaiknya tidak didelegasikan atau dengan kata lain harus disentralisasi.
b  Sedangkan bidang-bidang Produksi dan Pemasaran sebahagian besar dapat didelegasikan.

Yosh demikian tadi yang dapat saya share kali ini , terima kasih sudah menyimak semoga bermanfaat untuk kehidupan anda selanjutnya ,   sampai jumpa lagi ;-)

Saturday, 4 June 2016

SISTEM DAN LINGKUNGAN PENJUALAN


Hei Hallo Selamat datang kembali diblog saya , seperti biasa saya kembali untuk membagikan lagi artikel yang bermanfaat menurut saya , nah yang saya share kali ini tentang SISTEM DAN LINGKUNGAN PENJUALAN , Untuk mencapai hasil yang luar biasa kita harus mempunyai sistem dan lingkungan pemasaran yang tepat , langsung saja yang pertama

* PENDEKATAN PADA STUDI SISTEM PEMASARAN
Seseorang yang melihat kana suatu obyek dari sudut pandangan akan mempunyai gambaran yang berbeda dengan orang lain yang juga melihat obyek tersebut dari sudut pandangan yang lain . Demikian pula pemasaran , dapat dipelajari dari sudut pendekatan yang berbeda-beda . masing-masing pendekatan memiliki pandangan , pertanyaan - pertanyaan dan keterangan yang berbeda , namun perbedaan ini tetap berada dibawah satu obyek yang sama . Beberapa tinjauan telah dilakukan untuk mempelajari sistem pemasaran . Pendekatan tersebut adalah : 1 . pendekatan serba barang ( commodity approach), 2. pendekatan serba fungsi ( fungctional approach) . 3 . pendekatan serba lembaga ( institutional approach) . 4. pendekatan serba manajemen ( managerial approach) dan 5. pendekatan sistem total ( total system approach) .

1. Pendekatan Serba Barang
Pendekatan serba barang atau disebut juga dengan pendekatan  organisasi industri , ( industrial organization approach) merupakan suatu pendekatan pada pemasaran yang melibatkan studi tentang bagaimana barang-barang tertentu berpindah dari titik produksi ke konsumen akhir atau konsumen industri. Proses dan organisasi yang digunakan disini harus dibuat untuk masing - masing barang . Jadi , pendekatan ini hanya menggambarkan pemasaran dari segi barang-barang yang ada didalamnya.

2. Pendekatan Serba Fungsi 
Pendekatan serba fungsi mempelajari pemasaran dari segi penggolongan kegiatan atau fungsi-fungsinya . Adapun fungsi-fungsi pemasaran yang ada adalah : 
- Fungsi pertukaran , meliputi : pembelian dan penjualan 
- Fungsi Penyediaan fisik, meliputi : Pengangkutan dan penyimpanan
- Fungsi penunjang, meliputi : pembelanjaan, penanggungan resiko, standardisasi barang dan grading serta pengumpulan informasi pasar
   
Fungsi pembelian dan penjualan berkaitan dengan pertukaran barang dari penjual ke pembeli. Fungsi pembelian dilakukan oleh pembeli untuk memilih jenis barang yang akan dibeli, kualitas yang diinginkan, kuantitas yang memadai, dan penyedia yang sesuai. Sedangkan fungsi penjualan, yang umumnya dipandang sebagai fungsi pemasaran paling luas, meliputi kegiatan-kegiatan untuk mencari pasar dan mempengaruhi permintaan melalui personal selling dan periklanan.

Fungsi pengangkutan dan penyimpanan berkaitan dengan pemindahan barang-barang dari tempat produksi ketitik konsumsi. Selain itu, fungsi tersebut berkaitan pula dengan penyimpanan barang-barang sampai diperlukan oleh konsumen. Fungsi pengangkutan dapat dilakukan dengan menggunakan kereta api, kapal, truk, pesawat udara, dan sebagainya. Sedangkan fungsi penyimpanan dapat dilakuakan oleh produsen, pedagang besar, pengecer, dan perusahaan-perusahaan khusus yang melakukan penyimpanan, seperti gudang umum (public warehouse)

Fungsi penunjang yang meliputi fungsi pembelanjaan, penanggungan resiko, standardisasi barang dan grading, serta pengumpulan informasi pasar dapat membantu pelaksanaan dari fungsi-fungsi lainnya. Fungsi pembelanjaan bertujuan menyediakan dana untuk melayani penjualan kredit atau pun untuk melaksanakan fungsi pemasaran yang lain. Penanggungan resiko, seperti menanggung resiko kerugian perusahaan, merupakan kegiatan yang selalu ada di dalam semua kegiatan bisnis. Standardisasi merupakan fungsi yang bertujuan menyederhanakan keputusan keputusan pembelian dengan menciptakan golongan barang tertentu yang didasarkan pada kriteria seperti ukuran, berat, warna, dan rasa. Sedangkan grading mengidentifikasikan golongan barang tersebut ke dalam berbagai tingkatan kualitas. Fungsi terakhir dalam fungsi penunjang, yaitu pengumpulan informasi pasar, bertujuan mengumpulkan berbagai macam informasi pemasaran yang dapat dipakai oleh menejer pemasaran untuk mengambil keputusan.

3. Pendekatan Serba Lembaga
Pendekatan yang ketiga untuk mempelajari pemasaran adalah pendekatan serba lembaga. Pendekatan tersebut mempelajari pemasaran dari segi organisasi/lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran, seperti : produsen, pedagang besar, pengecer, agen-agen penunjang seperti perusahaan pengangkutan, perusahaan penyimpanan/pergudangan, dan agen-agen pelengkap seperti biro periklanan, lembaga keuangan dan sebagainya. Semua lembaga ini membentuk satu yang disebut satu system pemasaran. Ini tidak berarti sam dengan pendekatan system total.

4. Pendekatan serba Manajemen

Pendekatan serba menejemen mempelajari pemasaran dengan menitikberatkan pada pendapat menejer serta keputusan yang mereka ambil. Disini, pemasaran ditinjau sebagai suatu kerangka yang terdiri atas variabel-variabel yang dapt dikontrol seperti produk perusahaan, tempat (saluran distribusi), harga, dan promosi, ditambah dengan variabel-variabel yang tidak dapat dikontrol atau variabel lingkungan seperti persaingan, permintaan dan masyarakat. Jadi, pendekatan ini mempeajari menekankan pada masalah-masalah pemasaran yang dihadapi oleh produsen sebagai kekurangan dari aspek lain tentang system pemasaran.  

5.Pendekatan Sistem Total

Pendekatan system total ini mencakup elemen-elemen yang luas dari system pemasaran, termasuk keempat pendekatan di muka.

* PENDEKATAN SISTEM PADA PEMASARAN

Untuk mengadakan pendekatan system pada pemasaran ini tentunya kita harus mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan system dan system pemasaran, penerapannya, serta keuntungan-keuntungan dan masalah-masalah yang terkandung di dalamnya.
Menurut Webste’s New Collegiate Dictionary, system dapat didefinisikan sebagai :Interaksi secara teratur atau sekelompok bagian-bagian yang saling tergantung yang membentuk satu kesatuan secara menyeluruh
.
Jadi, dalam suatu system terdapat bagian-bagian (subsistem) yang membentuk satu kesatuan. Masing-masing bagian saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh. Badan manusia dapat disebut sebagai system organic yang mempunyai anggota-anggota badan serta bagian-bagian yang lebih kecil; sedangkan lingkungan hidup yang ada disekitar kita ini disebut system ekologi. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa suatu sistem dapat menjadi subsistem dari sistem yang lebih luas.
         
Sekarang kita hubungkan definisi “system” dengan system pemasaran. Dalam pemasaran faKtor-faktor yang berinteraksi yang saling tergantung adalah :
organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran
sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang dipasarkan.
pasar yang dituju , para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi pemasaran dan pasarnya. Mereka ini adalah pengecer, pedangan besar, agen pengangkutan, lembaga keuangan dan sebagainya.
faktor-faktor lingkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, kekuatan politik, dan hukum, teknologi dan persaingan.

Jadi, sistem pemasaran dapat didefinisikan sebagai : kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang, factor-faktor lingkungan. Saling memberikan pengaruh dan membentuk saling mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

Dalam bentuk yang paling sederhana, system pemasaran terdiri atas dua elemen yang berinteraksi, yakni organisasi pemasaran dan pasar yang ditujunya. Kedua elemen tersebut dihubungkan oleh pasang aliran/arus, seperti terlihat pada gambar 9. salah satu dari kedua pasang aliran tersebut terdiri atas sebuah perusahaan yang mendistribusikan barang atau jasa pada konsumennya, yang kemudian mendapatkan pembayaran dari konsumen sebagai imbalannya. Aliran yang adalah aliran informasi.
Perusahaan menggunakan tenaga penjualan atau periklanan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Kemudian, sebagai umpan baliknya, pasar memberikan informasi kepada perusahaan.

+ Sistem Pemasaran Yang Paling Sederhana

Dalam kenyataan, sitem pemasaran perusahaan tidak sederhana seperti pada Gambar di atas, tetapi ada elemen-elemen lain yang termasuk dalam system. Hal ini membuat system tersebut menjadi lebih komplek. Kecuali itu, sistem tersebut menjadi semakin komplek lagi dengan adany faktor-faktor resiko dan ketidakpastian. Dalam hal ini, pendekatan system dipakai sebagai metode untuk mengadakan penyesuaian terhadap sifat yang kompek, kondisi resiko, serta ketidakpastian tersebut.dengan demikian system pemasaran akan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan (akan dibahas kemudian).

+ Penerapan Konsep Sistem Dalam Pemasaran
   
Pendekatan system sudah banyak diterapkan oleh beberapa perusahaan dalam banyak bagian dari program pemasarannya.model-model simbolis telah dibuat untuk menggambarkan, mengkuantifikasikan , serta menilai alternatif-alternatif program pemasaranya.industri pariwisata misalnya,telah meningkatkan penetrasi pasarnya dengan menciptakan paket wisata (termasuk akomodasinya) yang lebih praktis dan ekonomis dari pada konsumen berpariwisata sendiri.

Sebenarnya, konsumen membeli kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan bukannya terhadap produk itu sendiri, tetapi melalui manfaat produknya (product benefit). Misalnya, konsumen wanita membeli kecantikan, bukannya kosmetik.
Dengan mengetahui masalah tersebut, perusahaan dapt mengunakan system dalam menejemen produk. Ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan mamasarkan manfaat produk yang dibuatnya.

Salah satu penerapan teori system yang pertama dalam pemasaran adalah dibidang menejemen industri fisik. Kegiatan-kegiatan seperti pengangkutan, pergudangan dan pengawasan persediaan dikelola secara terpisah. Namun masing-masing kegiatan terse4but harus saling menyesuaikan dengan baik. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai macam analisa kuantitatif serta penemuan-penemuan baru, seperti : kapal peti kemas, forklif  truck, system jalan raya antar propinsi, dan sebagainya. Selain itu, dengan adanya computer juga memberikan kemungkinan kepada semua pihak untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah secara lebih efektif.

+ Manfaat Dan Masalah - Masalah Dalam Menggunakan Pendekatan Sistem

Penggunaan konsep system dalam pemasaran merupakan orientasi secara metodis untuk mengatasi suatu masalah, termasuk pual semua aspek yang ada didalamnya. Pendekatan ini dapat dipakai untuk mengkoordinasikan seluruh alat pemasaran yang tersedia, serta memberi kemungkinan kepada perusahaan untuk melakukan pemasaran secara lebih efisien dan ekonomis. Masalah-masalah yang akan dihadapi dapat diidentifikasikan dengan lebih cepat karena menejemen dapat lebih memahami tentang peranan dari semua variable yang bersangkutan. Akhirnya hasil dari kegiatan tersebut dapat dinilai secara kuantitatif. Akan lebih baik lagi apabila penilaian tersebut menggunakan computer sehingga memungkinkan bagi manajemen untuk mengelolah data yang komplek dengan cepat.

Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam pendekatan sistem di bidang pemasaran ini antara laian :
~  memerlukan waktu dan biaya untuk menerapkannya.
~  Memerlukan pertimbangan-pertimbangan social dan psikologis dalam tingkah laku manusia.
~  Mungkin banyak terdapat kejanggalan menyangkut sifat psikologis seperti : “lebih suka seniman daripada ilmuan”. Jadi, orang lebih suka menggunakan perasaan atau prasangka.

* LINGKUNGAN EKSTERN PEMASARAN

Dalam operasinya, system pemasaran perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan dari system tersebut, baik yang ada di luar maupun yang berada di dalam perusahaan. Factor-faktor yang termasuk lingkungan ekstern pada umunya tidak dapat dikontrol oleh menejemen :

kelompok pertama adalah faktor-faktor makro seperti kebudayaan, peraturan-peraturan, dan kondisi perekonomian.
sedangkan kelompok kedua disebut lingkungan mikro perusahaan, seperti penyedia (supplier), perantara perusahaan dan pembeli.

Meskipun elemen-elemen tersebut berada di luar perusahaan, namun mempunyai hubungan secara tertutup dengan perusahaan-perusahaan tertentu, dan juga merupakan bagian dari system pemasaran total perusahaan.

1.Lingkungan makro ekstern
keenam factor-faktor lingkungan makro berikut ini adalah saling berhubungan dan umumnya tidak dapat dikontrol manajemen.
a. Demografi
b. Kondisi perekonomian
c. Faktor sosial dan kebudayaan
d. Faktor politik dan hukum
e. Teknologi
f.  Persaingan

Tujuan sosial dan perekonomian baru sedang disusun menjelang tahun 1980-an dengan suatu kenyataan bahwa : tingkat kelahiran menurun, cadangan sumber-sumber alam menyusut, biaya energi membumbung tinggi, tingkat pertumbuhan ekonomi semakin menurun, dan sedang berkembang beberapa kelompok social yang mempunyai perbedaan nilai.

a.Demografi

Demografi merupakan studi statistic tentang kependudukan beserta karakteristik distribusinya. Masalah demografi ini sangat penting bagi menejer pemasaran, karena orang-orang (asal mempunyai uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya) dapat dinyatakan sebagai pasar. Disini akan diberikan contoh tentang bagaimana factor demografi dapat mempengaruhi system pemasaran.
Sejak tahun 1961, jumlah pendududk Indonesia mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang semakin besar pada kegiatan pemasaran. Banyaknya jumlah pemasaran yang baik untuk mainan anak-anak, juga perlengkapan sekolah, dan sebagainya. Apabila jumlah perkawinan semakin meningkat sehingga makin banyak pengantin muda, maka barang-barang jenis alat rumah tangga akan mempunyai pasaran yang baik.
Jadi memang betul, bahwa sistem pemasaran dipengaruhi factor demografi. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan penyesuaian atas perencanaan yang akan dibuat terhadap factor tersebut. Misalnya, dengan mengetahui jumlah bayi yang lahir tahun ini, perusahaan dapat memperkirakan jumlah anak yang akan memasuki usia 6 tahun yang akan datang

b.Kondisi Perekonomian
     
Kondisi perekonimian (lingkungan perekonomian) merupakan salah satu faktor pentign dapat mempengaruhi system pemasaran perusahaan (termasuk  organisasi non loba).adapun beberapa elemen yang termasuk dalam kondisi perekonomian ini antara lain:
- Faktor pertumbuhan ekonomi,yang akhir-akhir menunjukan suatu tingkatan yang kurang menggembirakan.
-   Tingkat kasenangan
-   Peredaraan uang
-   Tekanan inflasi

Tingkat penghasilan rumah tangga berkaitan dengan tingkat harga dan lmflasi yang juga mempengaruhi system pemasaran perusahaan.dalam hal ini kita juga melihat adanya factor psikhologi konsumen,misalnya orang lebih suka menabung daripada membeli barang.sedangkan orang lain ada yang lebih senang memebelanjakan uangnya daripada menyimpan di bank,karena ia mempunyai anggapan bahwa  harga-harga akan selalu naik.

c. Sosial dan Kebudayaan

Lingkungan social-kebudayaan inni kenyataanya menyakup pula factor-faktor ekonomi, politik-hukum,dan teknologi.bentuk dan sistsem perekonomian,politik-hukum dan teknologi sangat ditentukan oleh manusia beserta kebudayaanya.akibat-akibat social seperti adanya polusi,dapat mendoromg pemerintah untuk membuat peraturan yang diperlukan.hal ini juga dapat mendorong digunakannya teknologi baru untuk mengurangi polusi.beberapa factor yang perlu diperhatikan oleh menejer pemasaran dalam hal pola kebudayaan dari suatu masyarakat:    
- Cara hidup
- Nilai-nilai social
- Kepercayaan
- Kesenangan

d. Politik dan Hukum

Meningkatnya jumlah perusahaan beserta sikapnya sangat dipengaruhi oleh kerangka politik dan hukum yang berlaku di dalam masyrakat. Peraturan-peraturan yang mempengaruhi kegiatan pemasaran tidak hanya berasal dari lemabaga-lembaga pemerintahan saja, melainkan juga dari gabungan/asosiasi dari para pengusaha itu sendiri. Pada pokoknya, factor-factor lingkungan politik-hukum yang mempengaruhi kegiatan pemasaran ini dapat dikelompokkan ke dalam :

*  Kebijakan fiscal dan moneter dari pemerintah
*  Hubungan pemerintah dengan industri
*  Peraturan dan keadaan politik pada umumnya
*  Peraturan khusus di bidang pemasaran yang ditujukan untuk megatur persaingan dan melindungi konsumen.

e. Teknologi

Teknologi ini juga mempengaruhi kegiatan pemasaran karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama cara hidup dan pola konsumsinya. Adanya penemuan-penemuan baru dan perkembangan di bidang teknologi, seseorang dapat merubah cara hidupnya. Misalnya : dengan ditemukannya alat transport cepat (pesawat udara) memungkinkan bagi orang untuk mengatur penggunaan waktunya secara lebih efisien. Oleh karena itu teknologi harus dapat mengikuti kebutuhan konsumen.
   
Namun, perlu diingat bahwa penemuan baru di bidang teknologi juga dapat menimbulkan ketimpangan atau akibat buruk pada masyarakat. Misalnya, dengan menggunakan mobil seseorang dapat mencapai tempat yang dituju lebih cepat dan enak dari pada memakai sepeda atau yang lain. Tetapi, dilain pihak semakin banyak mobil yang ada dapat menimbulkan polusi lebih banyak, dan dapat memacetkan arus lalu lintas.

f. Persaingan
 
Persaingan yang terjadi antara beberapa perusahaan dapat berasal dari perusahan lain dalam suatu industri, atau dari perusahaan lain yang menghasilkan barang atau jasa subtitusi. Di dalam industrinya, perusahaan harus mengetahui struktur biaya, politik harga, promosi, dan beberapa aspek persaingan lain yang dapat mempengaruhi perencanaan serta operasinya.

2. Lingkungan mikro ekstern

Tiga faktor lingkungan yang secara langsung menjadi bagian dalam sistim pemasaran perusahaan, dan merupakan factor ektern dari perusahaan adalah pasar, penyedia, dan perantara pemasaran. Secara umum, factor-factor tersebut dipandang sebagai factor yang tidak dapat dikontrol seperti halnya dilingkungan makro. Namun, factor lingkungan mikro ini akan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada factor makro. Dalam hal ini ada kemungkinan bagi perusahaan untuk menggunakan pengaruhnya kepada perantara maupun penyedia. Sehingga pada akhirnya usaha pemasaran perusahaan dapat mempengaruhi pasar yang ada maupun pasar potensialnya .

Dalam beberapa situasi, perusahaan tidak selalu menggunakan perantara dalam pemasarannya, semua kegiatan pemasaran dilakukan sendiri. Disini, secara langsung perusahaan menghadapi penyedia dalam pembelian bahan, dan menghadapi pembeli dalam penjualan produknya. Pada umumnya, para perantara ini mempunyai pengalaman yang lebih baik di bidang pemasaran usahanya memang hanya ditujukan untuk bidang tersebut.


* VARIABEL-VARIABEL INTERN DALAM SISTEM PEMASARAN

Perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai pasar yang dituju dan memuaskan keinginan konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, menejemen dapat menggunakan 2 kelompok variable intern yang dapat dikontrol : 1. sumber-sumber bukan pemasaran (non marketing) perusahaan, dan 2. komponen-komponen marketing mix yaitu produk, striktur harga, sistim distribusi dan kegiatan promosi (lihat gambar 10)

1. Sumber-sumber bukan pemasaran  

Sistem pemasaran suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan produksi, keuangan, dan personilnya, jika perusahaan ingin menambah produk baru, perlu dipertimbangkan apakah peralatan yang ada mampu digunakan, atau harus menambah peralatan yang baru. Apabila diperlukan tambahan peralatan baru, maka aspek keuanagan disini sangat menentukan. Dapat pula terjadi bahwa perusahaan tidak berhasil memasuki daerah pemasaran yang baru atau pasar untuk barang-barang baru karena kurangnya personil di bidang pemasaran.
            Faktor-faktor bukan pemasaran lain yang harus diperhatikan adalah lokasi perusahaan, riset dan pengembangan yang dapat direalisasikan dengan menggunakan hak patten dan citra masyarakat (public image) lokasi pabrik sering menentukan batas geografis pasar perusahaan, terutama apabila ongkos transpor yang tinggi atau mudah rusaknya barang diangkut.

2. Marketing Mix. 

Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,yakni :produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistim distribusi.
Keempat unsure yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Lagi pula konsep system sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variable yang ada mempunyai banyak sekali subvariabel. Perusahaan dapat memasarkan satu atau beberapa macam produk, baik yang ada hubungannya maupun yang tidak. Merreka dapat mendistribusikan lewat pedagang besar atau langsung pada pengecer, dan seterusnya. Akhirnya, dari sekian banyak variable, menejemen harus memilih kombinasi terbaik yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Secara ringkas, masing-masing variable marketing mix ini (P, H, D, P) akan diuraikan sebagai berikut :

#  Produk
Dalam pengelolaan produk termasuk pada perencanaan dan pengembangan produk dan/ jasa yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan yang perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna, dan bentuk produk lainnya.

#  Harga
Dalam kebijaksanan harga, menejemen harus menetukan harga dasar dari produknya, kemudian mentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga

# Promosi
Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat.

# Distribusi
Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistim distribusi secara fisik, manangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Konsep tentang marketing mix ini dapat pula diterapkan pada lembaga-lembaga non bisnis atau non laba. Misalnya : sebuah museum.
~ Produk : sebagai produk dari museum adalah pameran lukisan dan patung-patung serta barang lain yang dapat memberikan manfaat pendidikan, kenikmatan, penggunaan waktu luang, dan sebagainya.
~ Harga : berupa sumbangan masyarakat dan harga karcis masuk.
~ Distribusi : langsung dari museum kepasarnya, tidak menggunakan perantara pemasaran.
~ Promosi : advertensi dalam berbagai media tentang pameran tersebut, dan papan nama yang ada di depan museum.

Lah dari uraian di muka dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa usaha pemasaran perusahaan dimulai dari konsumen dan berakhir pada konsumen pula. Manajemen harus menentukan sasaran pasarnya, menganalisa, dan kemudian mengembangkan suatu program untuk mencapai pasar tersebut. nah demikian yang dapat saya share kali ini semoga bermanfaat demi kemajuan perekonomian . terima kasih sudah berkunjung

Thursday, 2 June 2016

PERILAKU DAN MOTIF PEMBELI

Hallo everybody semuanya  apa kabar ?  berjumpa kembali diblog saya , disini saya akan menjelaskan tentang Perilaku dan Motif Pembeli atau Konsumen , agar usaha kita atau bisnis kita lancar kita wajib mempelajari ini karena setiap orang atau setiap pembeli itu berbeda - beda , baik itu perilaku dan motifnya juga berbeda - beda alias tidak sama dan perlakuan terhadap mereka juga harus dibedakan agar mereka tetap menjadi pelanggan tetap atau pelanggan setia . nah yang akan saya bahas disini yang pertama adalah :

A . Pengaruh Distribusi Pendapatan Pada Pembelian Konsumen.

     Manusia atau  orang-orang itu sendiri tidak menciptakan suatu pasar , tetapi mereka harus mempunyai uang untuk belanja , dapat dikatakan bahwa uang yang mereka miliki merupakan pendapatan atau penghasilan . Dalam hal ini , penghasilan dapat digolongkan menjadi dua macam , yaitu 1. penghasilan uang , dan dua penghasilan riil .
1. Penghasilan uang adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang sebagai upah , gaji , sewa , bunga , dan dividen .

2. Penghasilan Riil adalah penghasilan berupa uang yang diterima oleh seseorang sesuai dengan pengeluarannya . jika penghasilan uang seseorang naik 10 % dalam satu tahun tetapi pengeluaran meningkat 12 % , maka penghasilan Riil menjadi turun 2 % .

Pada pokoknya , jumlah penduduk dan jumlah keluarga dapat digolongkan ke dalam tiga tingkatan menurut jumlah penghasilan yang mereka terima . Namun , penggolongan tersebut sangat relatif karena lebih menekankan pada segi kualitatifnya , Golongan pasar ini adalah :

1. Pasar yang berpenghasilan rendah.
2. Pasar yang berpenghasilan menengah.
3. Pasar yang berpenghasilan tinggi.

Masing-masing golongan sulit ditentukan secara tepat berapa jumlah penghasilannya. Misalnya , pasar yang berpenghasilan rendah meliputi orang - orang dengan penghasilan uang 2.000 per bulan ke bawah. Atau dapat pula ditentukan sebagai kelompok  orang -orang yang berpenghasilan kurang dari 1.500 sebulan . Demikian pula pada golongan pasar yang lain , kriteria jumlah penghasilannya dapat berbeda-beda sesuai dengan pengamatan dan pendapat seseorang . Pembelian masing - masing golongan berbeda-beda , baik jumlah maupun jenisnya . Pasar yang berpenghasilan tinggi lebih banyak menggunakan penghasilan mereka untuk membeli barang mewah . Sedangkan pasar yang berpenghasilan menengah dan rendah umumnya tidak demikian .

B. Pengaruh Pola Pengeluaran pada Pembelian Konsumen

   Sekarang , masalah distribusi pendapatan ini kita kaitkan dengan pola pengeluaran keluarga karena keduanya mempunyai hubungan yang erat . Pola pengeluaran ini akan berbeda - beda sesuai dengan tahap - tahap dalam siklus kehidupan keluarga , dan tergantung pada penghasilan keluarga .

Nah akan saya perkenalkan seorang ahli statistik berkebangsaan Jerman , berdasarkan penelitiannya kira - kira hampir 2 abad yang lalu tentang pola pengeluaran konsumen dalam hubungannya dengan tingkat pendapatan keluarga , telah berhasil membuat rumusan , yang kemudian dikenal dengan hukum Engel . Hukum tersebut menyatakan bahwa :
*  presentase pengeluaran untuk pangan berkurang,
*  persentase pengeluaran untuk sandang tidak banyak berubah,
*  persentase pengeluaran untuk perumahan juga tidak banyak berubah,
*  persentase pengeluaran untuk keperluan lain-lain seperti rekreasi, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya meningkat.

3. TEORI-TEORI TINGKAH-LAKU PEMBELI

           Untuk itu perlu diketahui bahwa adanya berbagai macam factor yang dapat memberikan alasan mengapa seseorang membeli suatu produk . Selain jenis produk , factor demografi , dan factor ekonomi , factor psikhologis juga dapat mempengaruhi pembelian seseorang . Termasuk psikhologis ini dapat : minat , sikap, keyakinan, motif, kepribadian, angan-angan, dan sebagainya.

            Menejemen perlu mempelajari factor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil . Selain itu , keadaan keluarga dalam kelompok lain juga perlu dipelajari (hubungan entern mereka , sikap mereka dan penyebaran informasi diantara mereka) karena kelompok tersebut juga dapat mempengaruhi tingkah laku pembeli.
            Sebuah alasan mengapa orang  membeli produk tertentu (product buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (patronage motive) merupakan factor yang sangat penting bagi penjual dalam menentukan program promosi yang efektif , desain produk , harga , saluran distribusi yang efektif , dan beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
            Motif pembelian dapat dikelompokkan kedalam beberapa tingkatan yang berbeda dimana pembeli menyadari akan motif - motif pembeliannya dan kesediaan mereka untuk memberitahukannya . Kelompok-kelompok tersebut adalah :

*  Kelompok pembeli yang mengetahui dan bersedia memberitahukan motif pembelian mereka       terhadap produk tertentu.
*  Kelompok tersebut yang mengetahui alasan mereka untuk membeli produk tertentu , tetapi tidak bersedia memberitahukannya . Misalnya seorang wanita membeli kosmetik tidak bersedia memberitahukannya motif pembeliannya .dan bilamana ditanya, dia akan mengemukakan alasan yang lain karena merasa malu diketahui orang lain . Sebenarnya , motif pembelian kosmetik bagi wanita pada umumnya adalah untuk mempercantik diri.
*  Kelompok pembeli yang tidak mengetahui motif pembelian sesungguhnya terhadap produk tertentu . Biasanya, motif pembelian mereka sangat sulit diketahui.


           Sangat jarang sekali suatu pembelian hanya didorong oleh satu motif . Adapun motif-motif yang menjadi factor pendorong suatu pembelian antara lain: motif biologis , sosiologis , ekonomis , agama , dan sebagainya . Apabila dalam suatu keadaan yang mana seseorang memiliki beberapa motif , maka motif-motif tersebut dapat saling memperkuat , atau justru saling bertentangan . selain bersifat komplek , motif pembelian seseorang juga berubah-ubah sesuai dengan perjalanan waktu . Perilaku mereka juga berubah–ubah  karena adanya perubahan usia , pendapatan dan factor lainya . Kita dapat memahami lebih dalam tentang perilaku pembeli ini dengan mempelajari beberapa model teori , seperti :
1. teori ekonomi mikro,
2. teori psikologis,
3. teori sosiologis, dan
4. teori antropologis.

            Sebenarnya, tidak ada teori prilaku pembeli yang diakui secara umum karena masing-masing memiliki pengetahuan khusus dan hanya dapat diterapkan dalam situasi yang berbeda.

1. Teori Ekonomi Mikro

           Teori ekonomi mikro atau teori ekonomi mikro klasik ini dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik seperti adam smith dan kawan-kawanya . Mereka mendasarkan pada suatu pengertian bahwa orang itu adalah ekonomis , rasional , dan pada setiap saat ia bertindak kerena tertarik pada sesuatu . Kemudian teori ini disempurnakan oleh ahli-ahli ekonomi neoklasik , terutama Alfred marshall . Konsep tersebut menganut teori kepuasan marjinal (marginal utility) yang menyatakan bahwa konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama , karena telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya. Dalam hal ini , kepuasan yang didapatkannya sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain .


Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
a)      Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimalkan kepuasannya dalam batas-batas kemampuan finansialnya
b)      Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternative sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
c)      Bahwa ia selalu bertindak dengan rasional

Faktor psikologis dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen tidak termasuk dalam model tersebut . Meskipunu sering dijumpai banyaknya konsumen yang bertindak dengan rasional , namun banyak pula yang berperilaku dengan tidak rasional atau berperilaku menurut kehendak / dorongan hatinya . Perilaku semacam ini disebut perilaku yang tidak direncanakan ( impulse behavior). Dengan adanya perilaku yang tidak direncanakan ini akan sulit bagi menejemen dalam menentukan besarnya kepuasan konsumen terhadap suatu produk.
      Konsep marginal utility ini sering pula digunakan oleh pembeli industri sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk membeli semua atau sebagian barang . Sedangkan bagi konsumen rumah tangga , model ekonomi ini sering menentukan keputusan pembelian mereka pada saat membeli barang  – barang yang berharga mahal, seperti mobil .

2. Teori Psikhologis

Yang termasuk dalam teori psikhologis yaitu:
(a) Teori belajar (learning theory) dan
(b) Teori psikhoanalistis (psychoanalytic theory).

A . Teori belajar

Teori belajar ini lebih menekankan pada tindakan penafsiran dan peramalan.jadi , penafsiran dan peramalan terhadap proses belajar pembeli merupakan kunci untuk mengetahui tingkah laku pembeliannya . Beberapa prinsip yang terkandung dalam teori belajar ini adalah:

* Stimulus response theory ( teori rangsangan tanggapan)
      Teori ini mula – mula dikemukakan oleh psikholog-psikholog seperti Pavlov, skinner , dan hull dengan mengadakan percobaan-percobaan pada binatang . Mereka berpendapat bahwa proses belajar itu merupakan suatu tanggapan dari seseorang (atau binatang) terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya . Mereka mengadakan percobaan pada binatang ( anjing) dengan memberikan sesuatu rangsangan , kemudian mereka memberikan hadiah sebagai pemuas kebutuhan (daging) untuk tanggapan yang betul , dan memberi hukuman (pukulan) atas tanggapan yang salah . Rangsangan tersebut diulang-ulang sampai mendapatkan tanggapan yang sama dan betul secara terus menerus. Akhirnya akan muncul suatu kebiasaan dan tingkah laku tertentu . Jadi, disini terdapat tingkah laku yang dpelajari (learned behavior).

      Teori ini dapat dterapkan pada usaha-usaha pemasaran perusahaan seperti bidang periklanan . Jika perusahaan ingin memperoleh tanggapan dari konsumen tentang produknya , maka perusahaan harus mengadakan periklanan secara terus menerus . Selain itu , pengamatan dan sikap juga dapat menpengaruhi tanggapan konsumen terhadap periklanan yang berulang-ulang.

* Cognitive theory (teori kesadaran)
Dalam S-R (Stimulus Response Theory) diatas tersebut, tingkah laku merupakan hasil yang positif atau negative dari suatu tanggapan , dan tidak ada variabel - variabel lain yang turut mempengaruhinya. Oleh karena itu , S-R teori ini dapat di ibaratkan sebagai mesin. Sedangakn pada cognitive theory, proses belajar itu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti :
-          Sikap
-          Keyakinan
-          Pengalaman masa lalu, dan
-          Keinsyafan mengetahui bagaimana memanfaatkan suatu keadaan untuk mencapai tujuan.

Para ahli cognitive theory lebih menekan pada proses pemikiran seseorang karena sangat menentukan dalam pembentukan pola perilakunya.

* Gestalt dan field theory (teori bentuk dan bidang )
      “Gestalt” (istilah bahasa jerman) dapat berarti “pola”, “bentuk”, atau “ujud”. Teori bentuk (gestalt theory) ini memandang proses balajar dan tingkah laku secara keseluruhan . Jadi berlawanan dengan pendekatan secara individual dalam S-R theory . Pengamatan , pengalaman masa lalu , dan pengarahan tujuan merupakan variabel yang menentukan terhadap tingkah laku . Juga diasumsikan bahwa orang-orang bertingkah laku karena mempunyai suatu tujuan.

         Kurt lewin telah mengemukakan teori bidang (field theory) untuk menyempurnakan teori bentuk. “bidang” atau “ruang lingkup” seseorang merupakan variabel yang sangat terpenting dalam teori ini . Dalam variabel tersebut termasuk pula factor lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang dan memuaskan kebutuhannya . Sebagai contoh :pada acara iklan dilayar televisi, ada seseorang yang memakai baju putih (seperti baju dokter), mengiklankan sebuah merk tapal gigi. Dalam hal ini, para penonton dapat beranggapan bahwa dia adalah seorang dokter. Cara seperti ini  dapat mengikat konsumen karena yang mengiklankan adalah seorang dokter meskipun sebenarnya belum tentu seorang dokter.

* Teori psikhoanalitis
Teori psikhoanalitis ini dikemukakan oleh Sigmund freud . Dalam teorinya, ia terpengaruh dari kondisi pekerjaannya . Ia menyatakan bahwa tingkah laku itu dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi . Jadi, teori yang dikemukakan menyangkut kepribadian seseorang . Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah sekali menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik . Namun tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik , dapat pula terjadi sebalikanya. Misalnya, sebuah contoh dapat kita lihat pada perilaku pembelian dari orang-orang yang tinggal di kota besar. Mereka membeli sesuatu karena ingin dipandang lebih kaya dari orang lain.


B.Teori Psikhoanalitis

Teori Psikhoanalitis ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam teorinya ia lebih banyak terpengaruh dari kondisi pekerjaannya . Dia mengatakan bahwa tingkah laku itu dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi . Jadi teori yang dikemukakan menyangkut kepribadian seseorang. Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah sekali menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik . Namun tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik. Dapat pula terjadi sebaliknya.

3. Teori  Sosiologis

         Teori psikologis yang telah kita bahas dimuka, ditujukan dan dipusatka pada individu beserta lingkungannya . Dalam teori sosiologis yang dikemukakan oleh para ahli sosilogis ini lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan tingkah laku mereka . Jadi , lebih mengutamakan pada perilaku kelompok , bukannya perilaku individu. Analisanya diarahkan pada kegiatan-kegiatan kelompok , seperti keluarga , rekan kerja , perkumpulan olahraga  , dan sebagainya.

4. Teori Anthropologis

      Pada Teori anthropologis ini  menekankan tingkah laku pembelian dari suatu kelompok masyarakat . Namun , kelompok-kelompok masyarakat yang lebih di utamakan dalam teori antropologis ini bukannya kelompok kecil seperti keluarga , tetapi kelompok besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas . ( kelompok paling besar ) , subkultur ( kebudayan daerah ) , dan kelas-kelas social . Di sini , menejemen dapat menggunakan teori antropologis dalam mempelajari akibat - akibat yang ditimbulkan oleh factor - faktor tersebut terhadap tingkah laku konsumen

4. PENGARUH KEBUDAYAAN , KeLAS SOSIAL DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP TINGKAH LAKU PEMBELI

      Kebudayaan dan kelas - kelas sosial yang beranggotakan para individu sendiri , mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku mereka dalam melakukan pembelian suatu barang . Selain itu , factor-faktor psikologis seperti : pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan , serta konsep tentang diri sendiri, juga tidak sedikit pengaruhnya terhadap konsumen .

a . KEBUDAYAAN

Kebudayaan ini sifatnya sangat luas , dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia . Oleh Staton , kebudayaan ini didevinisikan sebagai berikut : kebudayaan ini adalah symbol dan fakta yang komplek , yang di ciptakan oleh manusia , di turunkan dari generasi kegenerasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.

            Symbol tersebut dapat bersifat tidak kentara ( seperti : sikap , pendapat , kepercayaan , nilai , bahasa , agama ) atau dapat pula bersifat kentara ( alat-alat, perumahan, produk, karya seni, dan sebagainya ). Setiap orang dapat merasakan lapar , tetapi apa yang harus dimakan dan bagaimana caranya untuk memuaskan rasa lapar tersebut , semua ini terdapat didalam kebudayaan . Jadi , dalam kenyataan memang banyak perilaku manusia yang di tentukan oleh kebudayaan , dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan / perkembangan jaman dari masyarakat tersebut.

b . KELAS SOSIAL

Faktor sosial kebudayaan lain yang dapat mempengaruhi pandangan dan tingkah laku pembelian adalah kelas sosial . Pada pokoknya , masyarakat kita ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
* Golongan atas
   Yang termasuk dalam kelas ini antara lain : pengusaha - pengusaha kaya , pejabat-pejabat tinggi.
* Golongan menengah
   Yang termasuk dalam kelas ini antara lain :karyawan instansi pemerintah , pengusaha menengah
* Golongan rendah
   Yang termasuk dalam kelas ini antara lain : buruh-buruh pabrik , pegawai rendah , dan pedagang kecil.

Pembagian masyarakat ke dalam tiga golongan di atas bersifat relative karena sulit dikuantifikasikan secara pasti . Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini adalah , tingakat pendapatan , macam perumahan , dan lokasi tempat tinggal . Dalam kenyataannya , masing-masing kelas mempunyai tingkat kebahagian sendiri-sendiri . Oleh karena itu tidak dapat selalu menganggap bahwa kelas atas lebih bahagia atau lebih superior daripada kelas menengah dan kelas rendah.

Di antara kelas - kelas tersebut juga terdapat perbedaan - perbedaan secara psikhologis . Ini kelihatan jelas sekali pada saat mereka memberikan tanggapan yang berbeda-beda terhadap iklan perusahaan. Keanggotaan seseorang dalam suatu kelas dapat mempengaruhi tingkah lakunya dalam pembelian. Pada umumnya , seseorang dari golongan rendah akan menggunakan sejumlah uangnya dengan cermat dibandingkan dengan orang lain dari golongan atas yang menggunakan uangnya dalam jumlah sama besar. Dalam memilh penjual, golongan atas lebih cenderung memasuki dan berbelanja di toko yang paling baik.
         
c . KELOMPOK REFERENSI KECIL

Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya , dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku . Oleh karena itu , konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik tingkah laku fisik maupun mentalnya . Termasuk kelompok referensi kecil antara lain : serikat buruh , tim atletik , perkumpulan agama , lingkungan tetangga , dan sebagainya . Masing-masing kelompok biasanya mempunyai pelopor opini (opinionlearder) yang dapat mempengaruhi anggota - anggotanya dalam membeli sesuatu . Interaksi mereka sering di lakukan secara individual ( misalnya dengan bertemu muka ) , sehingga seseorang mudah terpengaruh oleh orang lain untuk membeli sesuatu . Kadang-kadang , nasehat orang lain tersebut lebih berpengaruh dari pada iklan di majalah , surat kabar , televise , atau media yang lain . Selain itu , norma kelompok juga ikut mempengaruhi masing-masing anggota kelompok.

      Dalam hal ini , menejer pemasaran perlu mengetahui siapa yang menjadi pelopor opini dari suatu kelompok , sebab pelopor opini ini dapat mempengaruhi para anggota kelompok bersangkutan. Seorang pelopor opini dari suatu kelomopok dapat menjadi pengikut opini (opinion follower)  dalam kelompok yang lain  

d . KELUARGA
         
      Dalam keluarga , masing - masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli sesuatu . Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda . Anak  -anak misalnya , tidak selalu menerima apa saja dari orang tua mereka , tetapi menginginkan juga sesuatu yang lain . Apa lagi anak - anak yang sudah besar , keinginan mereka semakin banyak . Namun demikian ada kebutuhan keluarga yang di gunakan oleh seluruh anggota , seperti : mebel , televisi , almari es , dan sebagainya.

Oleh karena itu, menejer pemasaran perlu mengetahui sebenarnya :
* Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli
* Siapa yang membuat keputusan untuk membeli
* Siapa yang melakukan pembelian
* Siapa pemakai produknya

            Keempat hal tersebut dapat di lakukan oleh orang yang berbeda , atau dapat pula dilakukan oleh satu atau beberapa orang . Suatu saat seorang anggota keluarga dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan , tetapi pada saat yang berlainan ia dapat berbuat sebagai pembelinya . Sering dijumpai bahwa keputusan untuk membeli di buat bersama - sama antara suami dan istri , kadang -kadang anak juga termaksud , terutama unutk membeli kebutuhan seluruh keluarga.
            Mengenai siapa yang melakukan pembelian , akan mempengaruhi politik pemasaran perusahaan dalam hal produk yang dihasilkannya , saluran distribusi , harga , dan promosinya.
 
e . PENGALAMAN

            Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku . Pengalaman dapat di peroleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari , sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman . Penafsiran dan peramalan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui perilaku pembelinya . dan di sini , kita dapat menggunakan teori belajar yang terdiri atas : a. stimulus-response theory, b. cognitive theory, dan c.gestalt serta field theory.

f . KEPRIBADIAN

      Telah banyak sekolah-sekolah psikhologi yang mempelajari tentang kepribadian manusia. Meskipun belum ada definisi tantang keperibadian yang diakui secara umum , namun kita perlu memperoleh batasannya . kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat indifidu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingka laku . Sebenarnya pengaruh sifat kepribadian konsumen terhadap pandangan dan perilaku pembeliannya adalah sangat umum.
   
      Untuk mempelajari kepribadian seseorang,kita telah mengenal teori psikhoanalitis di muka. Dalam teori psikhoanalitis ini , motif pembelian seseorang terhadap sebuah produk , penjual tertentu, atau tindakan pembelian yang lain dapat disembunyikan . Hal ini dapat diketahui dengan mengadakan teknik-teknik penelitian yang layak , di sebut riset motivasi (motivation research).
           
g.SIKAP DAN KEPERCAYAAN

      Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen . Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan , dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap . Salah satu elemen yang sangat menonjol disini adalah perasaan emosional baik yang positif maupun negative terhadap sebuah barang , jasa , atau merk.
   
h .  KONSEP DIRI

      Faktor lain yang ikut menentukan tingkah laku pembeli adalah konsep diri . Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri , dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain . Beberapa psikholog membedakan konsep diri kedalam : (a). konsep diri yang sesungguhnya , dan (b).  konsep diri yang ideal ( cara yang dicita-citakan untuk melihat dirinya sendiri).
   
      Menejer pemasaran harus dapat mengidentifikasikan tujuan konsumsen karena dapat mempengaruhi perilaku mereka .dalam situasi tertentu , kita dapat menentukan tujuan ini jika mengetahui tentang konsep diri seseorang . Biasanya , konsep diri seseorang hanya dinyatakan dengan suatu tujuan saja , dan tidak mengatakan mengapa konsep diri tersebut ada . Setiap orang memiliki konsep diri tersebut ada . Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda-beda , sehingga memungkinkan adanya pandangan yang berbeda terhadap usaha-usaha pemasaran perusahaan.

5. PROSES PEMBELIAN

            Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka . Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdidri atas enam tahap , yaitu :
1) Menganalisa keinginan dan kebutuhan, terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan                    kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2) Menilai beberapa sumber yang ada.
3) Menetapkan tujuan pembelian.
4) Mengidentifikasikan alternative pembelian
5) Mengambil keputusan untuk membeli
6) Perilaku sesudah pembelian

            Seluruh proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen dalam pembeliannya . Tidak dilaksanakannya beberapa tahap dari proses tersebut hanya mungkin terdapat pada pembelian yang bersifat emosional . Jadi , keseluruhan proses tersebut hanya dilakukan pada situasi tertentu saja , misalnya : pada pembelian pertama barang yang mempunyai harga tinggi.
            Konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau pembelian yang sifatnya terus-menerus terhadap produk yang sama (termasuk sama dalam harga dan kualitas). Apabila factor-faktor tersebut berubah , maka pembeli akan mempertimbangkan kembali keputusan-keputusannya , termasuk masalah merk.

6. MOTIF DAN RISET MOTIVASI
         
         Motif yang ada pada seseorang akan mewujutkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada suatu tujuan mencapai kepuasan . Sedangkan tingkah laku yang diarahkan pada suatu tujuan yang dipengaruhi oleh pandangan seseorang . Oleh karena itu perlulah mengetahui mengapa konsumen bertingkah laku demikian
Dengan meninjau lebih jauh  kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya tingkah laku konsumen itu dimulai dengan suatu motivasi . Kemudian apa yang dimaksud dengan motif ? secara defenitif dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu dorongan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan .

Jadi , rasa lapar , keinginan untuk merasa aman , dan keinginan terhadap pertise merupakan beberapa contoh tentang motif . Dalam hal ini kita perlu mengingat bahwa suatu keinginan itu harus diciptakan atau didorong sebelum memenuhi suatu motif . Sumber yang mendorong terciptanya suatu keinginan dapat berada pada diri orang itu sendiri (seperti rasa lapar) atau berada pada lingkungannya (seperti melihat makanan yang menarik) . Atau , dengan adanya makanan dapat menimbulkan rasa lapar .
Karena tidak ada penggolongan motif  yang dapat diterima secara umum, maka kita tidak dapat mengetahui secara mendalam tentang motif manusia . Namun demikian , psikholog-psikholog umumnya setuju bahwa  motif dapat dikelompokan kedalam dua kategori , yaitu:
1) Keinginan fisik (seperti keinginan terhadap makanan , minuman , seks, dan pertumbuhan badan).
2) Keinginan psikholog, seperti :
·   Motif naluri dan motif yang dipelajari.
·   Motif produk dan perlindungan (mengapa konsumen membeli produk tersebut, dan mengapa mereka membeli pada penjual tertentu).
·   Motif primer dan motif selektif (alasan untuk membeli suatu jenis produk, dan alasan untuk membeli suatu merk tertentu dari produk tersebut
            A.H Maslow (dalam bukunya berjudul motivation and personality , terbitan  Harper dan Row publishers Incorporated , New York , 1954) telah menyusun teori tentang motivasi dengan mengidentifikasikan suatu hierarkhi keinginan manusia ke dalam lima tingkatan (ditunjukan dalam table 4)
         Menurut Maslow , keinginan utama manusia berada pada tingkatan pertama , yaitu keinginan psiologis (makan , minum , dan sebagainya) . setelah keinginan pertama ini terpenuhi , barulah menginjak pada keinginan yang kedua (lebih tinggi) , yaitu keinginan atau keselamatan . Keinginan ketiga baru dilaksanakan setelah keingin kedua terpenuhi . Proses seperti ini berjalan terus sampai akhirnya terpenuhi keinginan kelima ( keinginan akan kenyataan diri).
            Bagi menejer pemasaran penting sekali mengetahui apa yang menjadi motif pembelian seseorang terhadap suatu produk atau pada penjual tertentu , sebab hal ini dapat mempengaruhi program promosi perusahaan . Misalnya , seseorang pembeli sepeda motor merk tertentu karena keawetanya . Maka motif tersebut dapat digunakan sebagai dasar pada program promosi perusahaan .
            Setelah mengetahui tentang motif konsumen, kita perlu mempelajari cara - cara bagaimana motif tersebut dapat diketahui.cara yang ditempuh antara lain dengan mengadakan riset motivasi. Dalam hal ini , beberapa bentuk riset pemasaran dapat dipakai untuk menafsirkan serta meramalkan perilaku pembeli , serta teknik observasi dan teknik surve ( survey).
            Teknik observasi dapat digunakan untuk mengukur pola tingkah laku pembelian , sedangkan teknik survey (dengan daftar pertanyaan) digunakan untuk mengadakan wawancara langsung atau tidak langsung dengan orang - orang tentang masalah mengapa mereka membeli barang merk tertentu , atau mereka membeli pada penjual tertentu.                          
            Penggunaan teknik - teknik tersebut ditujukan untuk mendapatkan alasan mengapa konsumen bertingkah laku demikian . sering , motif sesungguhnya dari pembeli beserta pengaruh - pengaruh tingkah lakunya yang lain tidak dapat diketahui , tersembunyi , atau bahkan sangat komplek untuk ditentukan dengan pertanyaan langsung . oleh karena itu , perlu digunakan teknik penelitian yang tidak langsung , yaitu dengan riset motivasi.    
   Jadi , riset motivasi berusaha menerangkan mengapa pembeli  bertingkah laku demikian , khususnya dalam keadaan dimana pembeli sendiri tidak mengetahui alasan yang sesungguhnya , atau jika ia mengetahuinya tetapi tidak bersedia mengatakannya secara terbuka.    

7. TEKNIK-TEKNIK DALAM RISET MOTIVASI

            Ada beberapa macam teknik yang dapat dipakai dalam riset motivasi, yaitu : (1) wawancara secara mendalam (depth interview) , (2) teknik proyektif.

(1)   Wawancara secara mendalam

      Teknik ini dilakukan dengan mengadakan wawancara panjang lebar dan bebas dengan respondent . Di sini , pewawancara lebih bersifat pasif , dan hanya mendengarkan serta mencatat semua pembicaraan respondent (yang diwawancarai) .  Apabila pembicaraan respondent menyimpang dari masalahnya , maka pewawancara dapat memutusnya , kemudian mengarahkan kembali pada maksud pembicaraan yang sbenarnya . Untuk melaksanakan teknik tersebut , peawancara harus cukup ahli dan memahami tentang persoalannya . Oleh karena itu sering digunakan mahasiswa sebagai wawancara.

(2)   Teknik Proyektif

      Meskipun beberapa teknik proyektif dapat dipakai dalam riset motivasi , tetapi pada pokoknya teknik  -teknik tersebut mempunyai kegunaan yang sama . Teknik ini menggambarkan tentang pikiran seseorang terhadap sesuatu yang sedang digemari . Dengan cara ini diharapkan respondent akan mengemukakan motif yang sesungguhnya . Teknik - teknik tersebut antara lain (a) tes asosiasi kata , dan (b) thematic apperception test.

a. Tes asosiasi kata
Dalam tes ini pewawancara meyebutkan suatu kata dan respondent meneruskannya dengan kata-kata yang ada pada pikirannya. Ada variasi dari tes tersebut, yang dinamakan tes menyelesaikan kalimat. Di sini , respondent diminta untuk menyelesaikan dengan suatu kalimat, mislnya :
·         ” Saya menggunakan barang dengan merk FG , karena ....”
·         Atau ”saya rasa setiap orang akan menyukai merk FG, karena ...”

b.  Thematic apperception (T.A.T)
Dalam tes ini , respondent diperlihatkan pada satu atau beberapa gambar yang samar - samar , atau gambar yang mempunyai lebih dari satu macam arti . Kemudin ia diminta untuk menceritakan tentang gambar tersebut . Variasi dari teknik ini dapat berupa tes karton (cartoon test) , yaitu respondent diperlihatkan pada suatu gambar beserta alternative judulnya . Kemudian ia diminta untuk memilih judul yang dianggap paling sesuai.    

Demikian dahulu dari saya , semoga ilmu ini dapat bermanfaat bagi kita semua , bisnis anda akan semakin lancar dan dapat memperbaiki perekonomian keluarga dan Negara tentunya . Terima kasih sudah berkunjung see you next time *-)