Tuesday, 23 August 2016

DISTRIBUSI FISIK

Selamat datang teman-teman semua , disaat yang berbahagia ini saya ingin share kembali artikel , setelah kemarin saya share tentang PENGELOLAAN SALURAN DISTRIBUSI , nah kali ini akan share masih tentang System distribusi yaitu  DISTRIBUSI FISIK

PENGERTIAN DISTRIBUSI FISIK

Setelah saluran distribusi ditetapkan, produsen dapat mengalihkan perhatiannya pada masalah distribusi fisik dari barang yang dihasilkan melalui saluran tersebut. Istilah distribusi fisik (physical distribution) dipakai untuk menggambar luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ke tempat tertentu pada saat tertentu.

Distribusi fisik ini merupakan salah satu masalah yang penting dalam pemasaran. seperti halnya mobil, tidak dapat jalan tanpa menggunakan bahan bakar. Dalam hal ini, lokasi pemasaran juga penting, misalnya lokasi toko, gudang atau tempat persediaan. Penyaluran suatu barang ke tempat tertentu pada saat yang tepat dapat dilakukan untuk memaksimumkan kesempatan pada volume penjualan yang menguntungkan.

Secara luas, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik ini meliputi penanganan arus barang secara fisik dan mengembangkannya, serta operasi sistem aliran yang efisien. Bagi produsen kegiatan distribusi fisik ini tidak hanya meliputi pemindahan barang jadi dari akhir proses proses produksi sampai ke konsumen akhir, tetapi juga menyangkut arus bahan baku dari suatu sumber sampai pada akhir proses produksi.

Secara terperinci, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam, yaitu :

1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya.
2. Penentuan sistem penanganan barang.
3. Penggunaan sistem pengawasan persediaan.
4. Penetapan prosedur untuk memproses pesanan.
5. Pemilihan metode pengangkutan.

Tanggung jawab menejemen pada masing-masing kegiatan sering dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian atau unit yang kadang-kadang bertentangan satu dengan lainnya. Misalnya : Bagian produksi menentukan skedul produksi untuk jangka panjang agar diperoleh ongkos minimum, tetapi masalah tersebut kemungkinan akan mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi.

Untuk menyelesaikan semua masalah yang ada dapatlah dipakai teknik-teknik statistik dan matematik, seperti operation research. Teknik tersebut sangat membantu dalam penyelesaian masalah-masalah seperti :

   * Penentuan jumlah gudang
   * Penentuan lokasi gudang
   * Rute pengangkutan
   * Metode pengangkutan, dan sebagainya


PENENTUAN LOKASI PRSEDIAAN DAN SISTEM PENYIMPANANNYA

Beberapa masalah yang dihadapi menejemen dalam penentuan lokasi persediaan ini antara lain :

   * Jumlah dan ukuran persediaan
   * Penanganan persediaan
   * Pengangkutannya.

Keputusan-keputusan yang diambil menejemen tentang jumlah dan lokasi persediaan, misalnya, akan mempengaruhi metode pengangkutannya. Sering terjadi bahwa hubungan-hubungan yang ada diantara kegiatan tersebut sangat komplek. Namun tidak jarang pula kita jumpai hubungan yang sederhana atau tidak begitu komplek, yaitu pada perusahaan-perusahaan kecil, atau jumlah barang yang ditangani tidak begitu banyak.

Dalam hal ini perencanaan dapat dimulai dengan menentukan jumlah dan lokasi persediaan. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap masalah tersebut adalah :

   * Sifat pasar, termasuk luas dan lokasinya
   * Sifat barang
   * Posisi keuangan dari penjual

Kebijaksaan terhadap lokasi persediaan ini bisa didasarkan pada strategi yang diinginkannya, apakah secara memusat (konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) di daerah pasarnya. Jika perusahaan mengkonsentarsi persediaanya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan. Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun dari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan menghantarkan barang ke beberapa segmen akan terlambat.

Jika perusahaan menyebarkan persediaannya ke beberapa lokasi, maka keadaannya akan berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.



MACAM MACAM GUDANG

Dalam operasinya, perusahaan/produsen dapat memilih untuk menggunakan gudang atau tempat penyimpanan sendiri, atau menyewa gudang umum. Jadi, pada pokoknya ada dua macam tempat penyimpanan yang bisa dipakai, yaitu :

1. GUDANG SENDIRI

Salah satu alternatif untuk menyimpan barang adalah menyimpan digudang sendiri. Perusahaan dapat menempuh cara ini apabila : (a) Jumlah barang yang disimpan sangat banyak atau dalam volume yang besar, dan (b) arus materialnya berfluktuasi secara musiman. Karena semua fasilitas penyimpanan tersebut dimiliki sendiri oleh perusahaan, maka pengelolaannya menjadi tanggung jawab menejer meskipun lokasinya jauh dari pabrik.

2. GUDANG UMUM

Gudang umum (public warehouse) ini merupakan unit usaha tersendiri yang mengkhususkan kegiatannya dibagian penyimpanan. Ia menawarkan jasa penyimpanan dan fasilitas penanganan/pengangkutan, baik secara individu maupun perusahaan lain yang memerlukannya, termasuk lembaga-lembaga non bisnis. Sebagai Penghasilannya ia menerima sejumlah sewa sebesar ruangan yang dipakai dan selama ruangan tersebut ditempati.

Kita mengenal beberapa jenis gudang umum yang penggolongannya didasarkan pada macam barang yang disimpan. Jenis gudang umum tersebut adalah :

a. Gudang barang-barang umum
    Gudang ini dapat dipakai untuk menyimpan semua jenis barang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, baik barang dari hasil pabrik maupun bukan pabrik. Biasanya gudang seperti ini tidak dilengkapi dengan alat pengukur suhu, pengatur kelembaban udara, ataupun alat-alat pengangkutannya. Gudang ini juga disebut General merchandise warehouse.

b. Gudang barang khusus
    Gudang barang-barang khusus (special commodity warehouse) ini biasanya dipakai untuk menyimpan barang dari hasil pertanian seperti : kapas, tembakau, padi dan sebagainya.

c. Gudang pendingin
    Gudang pendingin (cold storage warehouse) merupakan gudang atau tempat penyimpanan yang dilengkapi dengan alat pendingin agar barang yang disimpan tidak cepat rusak, misalnya : daging, ikan segar, dan sebagainya.

Dalam perdagangan internasional sering para pedagang menggunakan gudang umum sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum diperbolehkan memasuki pasaran suatu negara. Seluruh proses administrasi termasuk pembayaran pajak yang sudah ditetapkan harus diselesaikan lebih dulu. Setelah semuanya beres, barang-barang yang ada digudang baru boleh dikeluarkan untuk dijual ke pasar. Biasanya pemakaian gudang seperti ini dilakukan dengan suatu kontrak perjanjian, dan lokasinya tidak jauh dari pelabuhan dimana kapal-kapal dapat melakukan bongkar muat. Gudang umum seperti ini dinamakan bonded worehouse.



SISTEM PENANGANAN BARANG

Pemilihan alat-alat sesuai untuk menangani barang (product handling) merupakan aspek yang penting dalam menejemen distribusi fisik. Biasanya semua peralatan yang diperlukan untuk penanganan tersebut berada ditempat penyimpanan itu sendiri, seperti : truk pengangkat (forklift truck), derek, dan sebagainya

Adapun sistem penanganan barang yang dapat digunakan antara lain :

1. Paletisasi
    Dalam paletisasi, penanganan barang-barang baik berupa bahan baku maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan palet ini barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar.

2. Pengemasan
    Disini, barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya. Pihak pengangkut tidak perlu membongkar isinya satu persatu jika ingin memindahkannya, tetapi cukup dipindahkan sekaligus beserta peti kemasnya. Cara ini sekarang banyak dipakai karena dianggap sangat praktis terutama untuk barang-barang kelontong.



SISTEM PENGAWASAN PERSEDIAAN

Faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah meminimumkanjumlah investasi yang diperlukan, dan meminimumkan fluktasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli.

Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisa ramalan penjualan. Adapun macam-macam ongkos yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan masalah pengawasan persediaan ini adalah :

   * ongkos perolehan (acquisition cost) adalah ongkos untuk membuat atau membeli barang yang disimpan.
   * Ongkos penyimpanan (carrying cost atau holding cost) adalah ongkos-ongkos seperti : biaya simpan di gudang, bunga investasi, kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan atau hilangnya barang, pajak, dan sebagainya.

Selain keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya, tingkat kepuasan pembeli juga sangat mempengaruhi batas maksimum persediaan yang harus diadakan. Konsumen yang merasa puas sering memesan kembali secara mendadak, sehingga perusahaan perlu mengambil kebijaksanaan untuk berjaga-jaga. Dari segi lain perlu diperhatikan pula batas tertinggi dari jumlah persediaanya, jangan sampai terlalu besar (melebihi batas maksimum), hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya penghasilan atau bahkan dapat pula terjadi kerugian.

Kemudian, berapa tepatnya jumlah persediaan yang harus diadakan? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu menghitungnya dengan rumus :

                                              EOQ = 2.R.S
                                                                       P.I

diamana :

EOQ    = Jumlah pesanan yang paling ekonomis (Economical Order Quantity)
R         = Jumlah unit yang dibutuhkan dalam satu periode
S         = Biaya pesanan setiap kali pesan
P         = Harga pembelian per unit
I          = Biaya penyimpanan pemeliharaan di gudang yang dinyatakan dalam persentase (%) dari nilai               rata-rata persediaan dalam rupiah


Kita telah mengetahui bahwa sejumlah persediaan yang dipelihara oleh perusahaan ditujukan untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang datang sewaktu-waktu. Sedangkan pesanan itu ada karena adanya kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pembeli mempunyai dua alternatif, yaitu : (a) memesan langsung pada produsen, atau (b) memesan lewat penyalur.

Sistem pengawasan persediaan yang umum digunakan perusahaan adalah sistem yang didasarkan pada analisa penjualan masa lalu. Sistem tersebut adalah :

1. Basic stock lists
    Basic stock lists atau daftar persediaan pokok ini dipakai untuk mencatat keterangan-keterangan tentang barang yang disimpan, tentang ukurannya, warnanya, jumlahnya, dan sebagainya. Termasuk juga untuk mencatat informasi tentang penjualan barang tersebut, jumlah minimum saat memesan lagi, dan jumlah yang dipesan lagi. Sistem ini biasanya digunakan untuk barang-barang seperti kapas, wool, dan sebagainya

2. Model stock plan
    Sistem ini biasanya hanya digunakan untuk barang-barang mode seperti : pakaian, sepatu, tas, dan sebagainya. sehingga persediaannya hanya diperlukan pada satu musim mode saja.



PROSEDUR MEMPROSES PESANAN

Menejemen perlu menetapkan suatu prosedur dalam memenuhi pesanan konsumen. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan tersebut antara lain : menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli. Hal ini dimaksudkan agar pembeli tidak kecewa dikemudian hari. Ketidak-mampuan perusahaan untuk melaksanakan pesanan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :

   * Pendeknya waktu yang diminta oleh pembeli dalam menyelesaikan pesanannya, atau
   * Kemampuan teknis perusahaan tidak memadai, atau
   * Terbatasnya sumber dana yang dimiliki perusahaan, dan sebagainya.



PEMILIHAN METODE PENGANGKUTAN

Produsen perlu menunjuk agen yang akan melayani pengangkutan barangnya ke perantara, atau ke pembeli akhir, atau dari perantara yang satu ke perantara lainnya. Pembahasan disini lebih ditujukan pada masalah pengangkutan antar kota.

Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan yang mempunyai hubungan erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu, fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu.

Pada umumnya, fasilitas pengangkutan yang dipakai untuk dalam kota hanyalah dengan kendaraan bermotor, atau angkutan jalan raya lainnya.

Adapun lembaga-lembaga yang menyediakan jasa angkutan ini ada dua, yaitu :

   * Agen pengangkutan yang memiliki alat-alat angkutan sendiri, soerti : Kereta api (milik PJKA)
   * Perantara angkutan (freight forwarder) yang tidak memiliki alat angkut sendiri.

Lembaga-lembaga tersebut termasuk lembaga pemasaran karena jasa yang ditawarkan ikut membantu dalam bidang pemasaran.

Nah demikian tadi yang dapat saya bagikan hari ini tentang DISTRIBUSI FISIK ,semoga bermanfaat . jika anda ingin lebih banyak mengetahui artikel saya lainnya silahkan kunjungi www.alasansajaini.ga/ , terima kasih sudah berkunjung sampai jumpa lagi

No comments:

Post a Comment